NEWSWAY.ID, BANJARBARU – Pasar Bauntung, sebuah bangunan megah yang berdiri megah di Jalan RO Ulin, Kelurahan Loktabat Selatan, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, telah menjadi pusat perhatian.

Kebijakan pembatasan jam operasional telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pedagang, terutama mereka yang berjualan komoditas pangan.

Lana, seorang pedagang sembako, menyampaikan kekhawatiran atas tingginya tingkat inflasi, terutama pada komoditas bawang merah, yang mencapai tingkat tertinggi dalam beberapa periode hingga April 2024.

Menurutnya, kegiatan sore di halaman parkir bisa menjadi peluang bagi pedagang untuk meningkatkan pendapatan, namun pembatasan jam operasional menghambat potensi tersebut.

“Pasar Bauntung kini tidak dapat beroperasi sampai malam hari seperti sebelumnya. Malam hari sangat membantu dalam menampilkan barang untuk kegiatan hari berikutnya,” ungkap Lana.
Selain Lana, Pak Yayan (Riyan), seorang pedagang komoditas basah seperti bawang dan cabe, juga merasa terdampak dengan kebijakan pembatasan jam operasional.
“Saya sudah berdagang di sini selama satu tahun lebih, namun pembatasan jam operasional membuat kami kesulitan mengelola stok barang dengan baik,” keluh Yayan.

Dalam investigasi yang dilakukan oleh Tim kelompok 6 peserta Jurnalist Camp 4 kepada pedagang Pasar Bauntung, terungkap bahwa pihak dinas perdagangan hanya melakukan survei terhadap pedagang saja tanpa memberikan solusi konkret terkait masalah ini.
“Pasar Bauntung menjadi kontroversi, pedagang merasa potensi penyusutan produk basah meningkat dan berdampak pada pendapatan. Kami hanya bisa pasrah terhadap regulasi yang berlaku, meskipun harus mengalami kerugian akibat penyusutan barang,” ungkap Yayan.
Keprihatinan pedagang ini menunjukkan perlunya peninjauan kembali kebijakan pembatasan jam operasional agar dapat mengakomodasi kebutuhan pedagang serta mendukung kelangsungan usaha mereka.
Upaya bersama antara pemerintah setempat, pedagang, dan masyarakat perlu dilakukan untuk mencari solusi yang adil dan berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat.
Penulis : Tim kelompok 6 JC4 (Salsabila, Rifki, Eky, Nayla, Sekar, Dani, Rizal)
Mentor : Hadi/Winda)