Pemkab Banjar Gelar Rakor Kesmas, Fokus pada Penurunan AKI, AKB, dan Stunting

by
1 Oktober 2024

NEWSWAY.ID, KARANG INTAN– Pemerintah Kabupaten Banjar, melalui Dinas Kesehatan, menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) di Bukit Bintang Park and Resort, Karang Intan, Senin (30/9/2024) pagi.

~ Advertisements ~
~ Advertisements ~

Rakor ini bertujuan memperkuat upaya penurunan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), serta prevalensi stunting di Kabupaten Banjar.

~ Advertisements ~
~ Advertisements ~
~ Advertisements ~

Acara dibuka oleh Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Banjar, Akhmad Fydayeen, yang diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan, H. Ikhwansyah, didampingi Kepala Dinas Kesehatan, Yasna Khairina.

~ Advertisements ~

Hadir pula perwakilan dari Bappedalitbang, Dinsos P3AP2KB, DPMD, kepala puskesmas, forum camat, serta jajaran Dinas Kesehatan Banjar.

~ Advertisements ~

Dalam sambutannya, Ikhwansyah menegaskan bahwa upaya pencapaian target strategis dalam Program Kesehatan Masyarakat sangat penting untuk mendukung Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Target utamanya adalah penurunan AKI menjadi 183 per 100.000 kelahiran hidup (KH), AKB menjadi 16 per 1.000 KH, serta penurunan prevalensi stunting pada balita menjadi 14 persen, dan prevalensi wasting menjadi 7 persen.

“Capaian indikator ini memerlukan dukungan dari berbagai upaya pemerataan akses pelayanan kesehatan di seluruh wilayah, dengan meningkatkan kinerja sistem kesehatan, baik dalam upaya kesehatan, pengembangan SDM, penyediaan farmasi, alat kesehatan, pengawasan obat dan makanan, serta perlindungan finansial bagi masyarakat,” ujar Ikhwansyah.

Ia menambahkan bahwa Kementerian Kesehatan telah melakukan perubahan Rencana Strategis (Renstra) untuk mempercepat pencapaian target nasional 2024 dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030.

Prinsip transformasi kesehatan yang ditekankan dalam Renstra baru ini juga bertujuan mendukung visi Indonesia Emas 2045.

“Kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi, pengendalian penyakit, serta gerakan masyarakat hidup sehat dan penguatan sistem kesehatan menjadi fokus utama dalam mewujudkan transformasi kesehatan,” lanjutnya.

Transformasi ini mencakup enam pilar penting, yaitu layanan primer, layanan rujukan, sistem ketahanan kesehatan, sistem pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan, dan teknologi kesehatan.

Rakor Kesmas diadakan untuk mendukung pilar pertama, yakni Transformasi Layanan Primer, yang berhubungan langsung dengan program kesehatan masyarakat.

Tantangan Kesehatan di Kabupaten Banjar

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Banjar, Yasna Khairina, menyoroti tantangan kesehatan yang masih dihadapi di wilayah Kabupaten Banjar, terutama tingginya angka kematian ibu dan bayi, serta tingginya prevalensi stunting.

“Hingga September 2024, tercatat ada 17 kasus kematian ibu dan 89 kasus kematian bayi. Prevalensi stunting di Kabupaten Banjar berdasarkan intervensi serentak pada Juni 2024 masih berada pada angka 24,4 persen,” ungkap Yasna.

Untuk menekan angka tersebut, pihaknya telah melakukan berbagai upaya, salah satunya melalui Rakor Kesmas ini.

Selain itu, pendampingan di puskesmas dengan melibatkan dokter spesialis obstetri dan ginekologi dari RS Ratu Zalecha serta audit maternal perinatal juga dilakukan untuk mencegah terulangnya kasus serupa.

“Dukungan, kolaborasi, dan partisipasi semua pihak sangat penting untuk menurunkan AKI, AKB, dan prevalensi stunting di Kabupaten Banjar. Kami berharap dapat mencapai target yang telah ditetapkan, atau bahkan lebih rendah lagi,” tutup Yasna.

Dengan adanya Rakor ini, diharapkan upaya kolaboratif antara pemerintah daerah, tenaga kesehatan, dan masyarakat akan semakin memperkuat layanan kesehatan dan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Banjar.

Latest from Blog