Pemkab Tindaklanjuti Dugaan Kasus Keracunan MBG, SPPG Pilih Bungkam

by
20 Juni 2025
Bupati Kulon Progo (kiri) Agung Setyawan saat memberikan keterangan kepada wartawan. (Foto : Kuntari / newsway.co.id)

NEWSWAY.CO.ID, YOGYAKARTA – Bupati Kulon Progo, Dr Agung Setyawan menegaskan, Pemkab turun tangan dalam penanganan dugaan kasus keracunan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dialami siswa TK ABA Kasatriyan, Wates.

~ Advertisements ~

Namun di sisi lain, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Ibu Pertiwi selaku penanggungjawab program tersebut justru memilih bungkam.

~ Advertisements ~

“Kami pastikan Pemkab hadir (menindaklanjuti kasus dugaan keracunan MBG),” kata Agung di ruang kerjanya, Jumat (20/6/2025).

Agung menegaskan, Pemkab melalui Dinas Kesehatan dan Dinas Dikpora telah melakukan verifikasi dan pembinaan. Hal ini dilakukan agar peristiwa serupa tidak terulang.

“Kita lakukan verifikasi dan pembinaan serta berkoordinasi dengan SPPG. Pemerintah wajib melindungi anak-anak,” ucapnya.

Kendati demikian, Agung menjelaskan Pemkab tidak bisa melarang dan mengintervensi SPPG meski peristiwa tersebut telah berdampak buruk pada anak-anak.

Sebab, SPPG berada di bawah naungan Badan Gizi Nasional (BGN) yang merupakan kewenangan pemerintah pusat.

Sementara itu, pihak SPPG Ibu Pertiwi justru memilih tidak berkomentar terkait kasus dugaan keracunan ini.

Saat wartawan mendatangi dapur umum SPPG Ibu Pertiwi di Kedungsari Pengasih, awak media sempat bertemu dengan petugas pengelola.

Meski demikian, pengelola SPPG Ibu Pertiwi menolak memberikan keterangan. Mereka memilih untuk tidak berkomentar.

“No comment saja,” ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, 10 anak TK ABA Kasatriyan mengalami sakit perut dan diare usai menyantap menu MBG pada Selasa (17/6/2025). Kuat dugaan, efek tersebut timbul dari sajian menu bakmi yang sudah basi.

Data dari Dinas Dikpora menyebutkan, di hari kejadian yakni Selasa (17/6/2025), SPPG Ibu Pertiwi memasak 2.365 paket makanan.

Dari sekian itu, sebanyak 546 paket telah terdistribusi, 938 paket ditarik dan 881 paket gagal terdistribusi.

Namun sebagian paket yang terdistribusi terlanjur dikonsumsi anak-anak sehingga menimbulkan efek gejala keracunan.

Latest from Blog