Pemutaran Film “Kulminasi Misbach Tamrin” Meriahkan Madani International Film Festival 2025

by
10 Oktober 2025

NEWSWAY.CO.ID, JAKARTA— Pelukis kebanggaan Kalimantan Selatan, Misbach Tamrin, melakukan perjalanan ke Jakarta untuk mengikuti pemutaran film dokumenter tentang dirinya berjudul “Kulminasi Misbach Tamrin” pada Madani International Film Festival 2025 di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Kamis (9/10/2025).

~ Advertisements ~

Dengan tajuk “Kulminasi: Jejak dan Perjalanan Eks Tapol Maestro Seni Rupa Indonesia”, pemutaran film tentang Misbach Tamrin menjadi ruang perjumpaan yang menempatkan sinema sebagai jangkar dialog antara masyarakat dan kebudayaan. Dan ini juga merupakan kegiatan pasca Wabul Sawi Festival yang digelar pada 26-27 September 2025 yang juga memutar film serta menghadirkan Misbach Tamrin.

Penayangan film ini menjadi ruang refleksi tentang jejak artistik dan perlawanan kultural yang lahir dari tekanan masa lalu. Setelah sesi pemutaran, acara dilanjutkan dengan diskusi interaktif dan Q&A Session bersama tiga narasumber: Hudan Nur selaku Ketua Tim Riset Film Kulminasi Misbach Tamrin, E.Z. Halim kolektor karya Misbach Tamrin, Misbach Tamrin sendiri,  dengan moderator yang langsung dipandu oleh Direktur Madani Internasional Film Festival, Achmad Rifki.

E.Z. Halim yang merupakan kolektor karya Misbach Tamrin menyoroti bagaimana tekanan hidup mampu melahirkan karya-karya besar. “Secara umum seni rupa Indonesia didominasi oleh aliran kiri. Mereka menjadi besar karena pengalaman, bukan semata ideologi. Seperti Picasso, tekanan justru memunculkan potensi luar biasa,” ungkapnya. Menurut Halim, seniman mampu melampaui batas potensi dirinya ketika berada dalam kondisi tertekan.

Menanggapi pertanyaan tentang bagaimana luka dapat melahirkan karya luar biasa, Misbach Tamrin berbagi pengalaman personal. Ia menyampaikan bahwa semangat berkarya tumbuh dari kebutuhan hidup dan dukungan para kolektor.

“Amrus Natalsya pernah berkata, ‘melukislah sebaik-baiknya, apapun temanya, karena dengan sepenuh hati karya itu akan menjadi rezeki’. Peran kolektor seperti Pak Halim sangat berarti bagi kami,” ucap Misbach Tamrin.

Amrus Natalsya (alm) sendiri merupakan Ketua Sanggat Bumi Tarung, yang didirikan Bersama Misbach Tamrin, Djoko Pekik (alm), dan beberapa pelukis lainnya yang sudah meninggal dunia.

Misbach mengatakan, sebagian besar karya Sanggar Bumi Tarung kini terpelihara berkat koleksi E.Z. Halim. “Saya Bangga dan senang karya saya masih terpelihara bersama pak Halim,” ujarnya.

Meski usianya kini sudah 84 tahun, Misbach masih sangat produktif berkarya. Bahkan, dalam waktu dekat, November 2025, ia akan menggelar pameran tunggal bertajuk “Rindang Banua” di Taman Budaya Kalimantan Selatan, Banjarmasin. Pameran ini akan menghadirkan karya-karya terbarunya yang terinspirasi dari keindahan wisata Kalsel.

Pada sesi tanya jawab, peserta bernama Rio bertanya mengenai rahasia semangat hidup Misbach. “Kuncinya semangat. Orang tua perlu belajar dari anak muda agar semangat tetap menyala, dan anak muda perlu belajar dari pengalaman orang tua agar semangatnya terarah,” ucapnya.

Peserta lain bernama Jali menanyakan pelajaran baru yang diperoleh Misbach selama masa penahanan Orde Baru. Misbach menjawab, bahwa pengalaman bersama Sanggar Bumi Tarung menjadi fondasi penting. “Di penjara, kami saling belajar, bertukar pengalaman, dan memperkuat keterampilan. Dari sanalah gaya realisme dalam lukisan saya mencapai bentuk maksimal,” katanya.

Misbach juga merasa senang bisa hadir dan dilakukan pemutaran film tentang dirinya di Madani International Film Festival 2025. Acara diakhiri dengan foto bersama dan penyerahan bingkisan kepada para pembicara.(nw)

Tinggalkan Balasan

Latest from Blog