Pergeseran Minat Pertanian: Desa Binjai Pirua Beralih Fokus dari Daun Kratom

3 Juli 2024
Daun Kratom atau Daun Kayu Sapat (Foto.Atta/Newsway.id)

NEWSWAY.ID, BARABAI – Kepala Desa Binjai Pirua, Kecamatan Labuan Amas Utara, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Barahim, mengungkapkan bahwa meskipun masih ada penduduk yang mengumpulkan daun kratom untuk dijual kepada pengepul, aktivitas ini sudah tidak seaktif sebelumnya.

~ Advertisements ~

Sejak awal tahun 2021, hampir tidak ada lagi petani yang secara khusus menanam kratom. Tanaman ini sekarang lebih banyak dijumpai di hutan.

~ Advertisements ~

Menurut Barahim, perubahan besar telah terjadi dalam proses jual-beli daun kratom. Perhatian masyarakat kini lebih tertuju pada jenis perkebunan lainnya.

~ Advertisements ~

“Umumnya penduduk lokal di sini mengumpulkan daun kratom dari hutan. Setelah itu, daun tersebut dikeringkan, lalu digiling menjadi serbuk-serbuk kecil dan dijual kepada pengepul dengan cara ditimbang,” ujar Barahim saat dihubungi oleh media newsway.id.

~ Advertisements ~

Ia mencatat bahwa harga jual daun kratom mengalami fluktuasi yang signifikan. Barahim mengingat bahwa sebelumnya harga daun kratom basah adalah sekitar Rp 2.500 per kilogram, sedangkan daun kering memiliki harga yang lebih tinggi. Namun, saat ini, tidak ada kepastian mengenai harga per kilogramnya.

“Daun kratom dikenal oleh warga sebagai bahan yang bisa membantu pecandu opium untuk berhenti, mengurangi rasa sakit, dan memberikan efek relaksasi bagi pemakainya,” tambahnya.

Dalam transaksi penjualan daun kratom, bobot bahan sangat diperhatikan. Namun, dengan perubahan minat pertanian dan pergeseran fokus masyarakat ke jenis perkebunan lain, aktivitas pengumpulan dan penjualan daun kratom telah mengalami penurunan drastis.

Pertemuan ini menunjukkan bagaimana dinamika ekonomi lokal bisa berubah seiring waktu, dengan masyarakat yang beradaptasi pada peluang pertanian yang lebih menjanjikan.

Tinggalkan Balasan

Latest from Blog