NEWSWAY.CO.ID, YOGYAKARTA – Peringatan HPN 2025 digelar Paguyuban Wartawan Kulon Progo (PWK) dengan upaya menjaga kelestarian alam.


Di antaranya melalui penebaran benih ikan, penanaman bibit jagung dan pelepasan burung.



Ketua PWK, Asrul Sani mengatakan, peringatan HPN di Kulon Progo dimulai pada Jumat (7/2/2025).

Acara berlangsung di Wisata Bukit Sebantung, Desa Wisata (Deswita) Jatimulyo, Kapanewon Girimulyo dengan penanaman bibit, penebaran benih ikan dan pelepasan burung.

“Kami juga mendistribusikan bantuan sembako di wilayah Kalurahan Jatimulyo,” kata Asrul.
Dijelaskannya, ada ratusan bibit jagung yang ditanam di kawasan tersebut. Selain jagung, PWK bersama pihak terkait juga menanam bibit buah-buahan.
Sementara burung yang dilepasliarkan ada puluhan ekor. Jenisnya dipilih yang cocok dengan ekosistem di Deswita Jatimulyo, seperti perkutut.
“Deswita Jatimulyo kami sasar kegiatan ini karena merupakan tempat konservasi satwa dan pelestarian alam,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, PWK juga menyalurkan bantuan berupa 150 paket sembako. Bantuan disalurkan kepada warga Jatimulyo yang membutuhkan.
Asrul menilai, kegiatan tersebut sesuai dengan tema Peringatan HPN 2025 secara nasional, yaitu Mengawal Ketahanan Pangan untuk Kemandirian Bangsa. Sedangkan di Kulon Progo, Peringatan HPN 2025 membawa tema Mendukung Ketahanan Pangan dan Menjaga Kelestarian Alam.
Puncak Peringatan HPN 2025 Kulon Progo akan diisi dengan sarasehan yang menghadirkan Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan dan Pj Bupati Kulon Progo, Srie Nurkyatsiwi. Kegiatan ini akan berlangsung di Kompleks Pemkab Kulon Progo.
Panewu Girimulyo, Endah Wulandari menyambut baik kegiatan yang digelar PWK. Hal ini selaras dengan komitmen pihaknya dalam mendukung upaya pelestarian alam yang dilakukan Deswita Jatimulyo.
“Harapannya kegiatan seperti ini bisa terus berjalan karena bermanfaat untuk warga,” ujar Endah.
Hal senada disampaikan Lurah Jatimulyo, Anom Sucondro. Ia menyatakan, peringatan HPN 2025 dari PWK sejalan dengan tujuan dibentuknya Deswita Jatimulyo. Sejak awal, deswita ini dibentuk dengan pendekatan di bidang konservasi.
“Kami rintis Deswita Jatimulyo sejak tahun 1990-an dan terus berjalan hingga kini,” kata Anom.