Puja Mandela Rilis “Cerita yang Lalu”: Balada Reflektif di Tengah Dunia yang Terluka

by
29 Oktober 2025
Sampul album Puja Mandela. (Foto : Dok Puja Mandela/newsway.co.id)

NEWSWAY.CO.ID, TANAH BUMBU — Musisi sekaligus jurnalis asal Kalimantan Selatan, Puja Mandela, kembali menyapa pendengar lewat single terbarunya berjudul “Cerita yang Lalu.” Karya terbaru ini hadir sebagai balada reflektif yang memadukan kesederhanaan aransemen dengan kedalaman makna.

Diproduksi di Beehive Home Studio Recording, lagu ini menampilkan vokal hangat Puja Mandela yang berpadu lembut dengan petikan gitar akustik yang ia mainkan sendiri. Proses produksi turut melibatkan Prima Yuda Prawira sebagai produser, yang juga menambahkan sentuhan piano bergaya Nicky Hopkins untuk memperkaya suasana lagu.

Dibuka dengan lirik, “Kita bertemu kembali, saat dunia sedang terluka…”, Cerita yang Lalu membawa pendengar menelusuri perjalanan batin dua jiwa di tengah dunia yang porak-poranda oleh perang, ketidakadilan, korupsi, dan keserakahan manusia terhadap alam. Melalui metafora empat elemen — udara, api, debu, dan hujan — Puja menghadirkan kisah tentang kehilangan dan penerimaan, bukan untuk melupakan, tetapi untuk berdamai dengan masa lalu.

Bagian refrain-nya menyajikan pengulangan sederhana namun kuat:

“Kau dan aku, cerita yang lalu / Api yang menyala menjadi debu.”


Lagu ini ditutup dengan baris sendu yang tidak diulang:

“Hujan yang sengaja, jatuh dari udara / Menghapus jejak, cerita kita berdua.”


Jika sebelumnya Puja menulis dengan lugas dalam “Lagu untuk Nada”—“Dunia penuh dusta, tapi yakinlah kau tak terluka”—kali ini ia menggunakan pendekatan yang lebih puitis dan simbolik, memperlihatkan kematangan dalam penulisan lirik dan narasi musikalnya.

Secara visual, Cerita yang Lalu juga hadir dengan sampul yang unik: menampilkan pertemuan Puja versi dewasa dan versi masa kecilnya. Visual tersebut dibuat menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI), yang disebutnya sebagai simbol percakapan dengan diri sendiri—tentang penerimaan dan keikhlasan terhadap masa lalu.

Cerita yang Lalu bukan sekadar lagu untuk meratapi kehilangan, tetapi menegaskan bahwa kehilangan adalah bagian dari kehidupan,” ujar Puja Mandela, yang juga dikenal lewat buku esainya Tak Semua Hal Harus Masuk Akal.


Single “Cerita yang Lalu” dapat didengarkan mulai 29 Oktober 2025 di berbagai platform musik digital, termasuk Spotify, YouTube Music, dan Apple Music.(nw)

Tinggalkan Balasan

Latest from Blog