NEWSWAY.ID, MARTAPURA – Jelang haul Ulama Besar asal Martapura, Kalimantan Selatan KH Muhammad Zaini Bin Abdul Ghani atau yang kerap disapa dengan sebutan Abah Guru Sekumpul ke- 19 ratusan ekor sapi disiapkan untuk konsumsi para jemaah.
Ratusan ekor sapi ini berasal dari sumbangan para warga dan akan disebar ke dapur umum untuk dimasak dengan menu ala khas timur tengah, yakni nasi samin sebagai masakan khas setiap Haul Guru Sekumpul.
Kasi Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian Kabupaten Banjar, drh Asep Yusuf mengatakan, mengenai jumlah sapi yang disembelih dalam perhelatan Haul Guru Sekumpul tahun lalu kurang lebih 150 ekor.
Namun untuk Haul Guru Sekumpul mendatang dipastikan mengalami peningkatan hingga 200 ekor lebih.
Asep juga mengatakan, sebelum disembelih ratusan ekor sapi tersebut akan dilakukan pengecekkan kesehatan baik itu secara ante-mortem maupun post-mortem, agar ketika dipotong daging tersebut laik dikonsumsi.
“Biasanya kami melakukan pengecekaan kesehatan ketika hewan ternak sudah datang, untuk kondisi kesehatan hewan yang paling sering kami temui biasanya sapi mengalami kelelahan dan kakinya yang agak pincang karena berjejal di mobil angkutan saat dalam perjalanan,” ungkap Asep kepada Newsway.id, Jumat (5/1/2024).
Untuk mengatasi hal itu, ujar Asep, pihaknya sudah menyiapkan vitamin agar hewan tersebut cepat pulih dan siap disembelih.
Asep pun memastikan, kesehatan setiap sapi yang akan dipotong dalam kondisi sehat dan bebas virus.
“Seperti PMK, di Kabupaten Banjar kita sudah bebas karena vaksinasi pada hewan juga terus kita gencarkan,” bebernya.
Adapun, jenis sapi yang sering dipilih warga pada Haul Guru Sekumpul ini yakni jenis Sapi Bali karena dinilai berat dan dagingnya mencukupi untuk dibagikan ke beberapa dapur umum.
“Berat Sapi Bali pada umumnya berkisar 250 sampai 350 kilogram per ekor, sementara berat dagingnya kisaran 60 sampai 100 kilogram, dan itu mencukupi untuk dibagikan ke beberapa dapur umum,” kata Asep.
Sementara itu, Kepala UPT Rumah Pemotongan Hewan Kabupaten Banjar Muhammad Taufik menyampaikan, hingga saat ini baru tiga ekor sapi yang akan masuk ke rumah pemotongan hewan dalam rangka Haul Guru Sekumpul.
Menurutnya, kebanyakan dari masyarakat lebih memilih melakukan pemotongan atau penyembelihan sapi secara mandiri di dapur umum.
“Di UPT sini informasi sementara baru tiga ekor dan itu kemungkinan bisa bertambah mendekati hari pelaksanaan, namun kebanyakan mereka melakukan pemotongan secara mandiri di dapur umum,” tutur Taufik.
Taufik menambahkan, pemotongan hewan di UPT tersebut tidak dipungut biaya alias gratis untuk keperluan ibadai seperti kurban ataupun haul.
“Apabila ada warga ataupun relawan yang mau memotong hewan di UPT rumah pemotongan hewan ini kita gratiskan selama tujuannya untuk kegiatan ibadah seperti kurban ataupun haul,” pungkasnya.
