NEWSWAY.CO.ID, BANGGAI – Diduga setelah menyantap Makanan Bergizi Gratis pada Kamis (18/09/2025) ratusan siswa di Trikora Salakan, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah memgalami keracunan.
Sesuai data resmi RSUD Trikora Salakan, jumlah siswa yang mengalami keracunan berjumlah 251 orang.
Situs resmi Pemda Kabupaten Banggai Kepulauan, www.banggaikep.go.id, menjelaskan ada 173 siswa yang diizinkan pulang usai mendapat perawatan.

Kemudian sisanya sebanyak 78 orang masih dalam perawatan di rumah sakit, para siswa tersebut mengalami gejala keracunan seperti gatal-gatal di seluruh badan, mual muntah.

Bahkan sampai ada yang mengalami bengkak wajah, gatal tenggorokan, sesak nafas serta sakit kepala.
Raatusan siswa yang mengalai keracunan berasal dari SMA 1 Tinangkung, SMK 1 Tinangkung, SDN Tompudau, SDN Pembina, SDN Saiyong, dan MTS Alkhairat Salakan.
Diduga ratusan siswa yang mengalami keracunan setelah memyantap ikan cakalang yang yang tak layak konsumsi di dalam menu MBG.
“Saat ini siswa-siswi yang terdampak keracunan terus berdatangan untuk memperoleh penanganan medis di RSUD Salakan,” tulis dalam situs resmi Pemkab.
Bahkan sejumlah tenda darurat juga didirikan untuk menampung korban keracunan MBG yang jumlahnya tidak sesikit.
“Pemerintah Kabuoaten Banggai Kepulauan dan stakeholder terkait telah membangun tenda darurat di depan RSUD untuk tempat perawatan dan observasi siswa- siswi yang terdampak. Pihak Kesehatan memberikan penanganan pertama dan observasi selama 1 x 24 jam di RSUD Salakan,” tambahnya dalam keterangan resmi.
Sementara itu, Anggota DPD RI asal Sulawesi Tengah, Andhika Mayrizal Amir, S.H., M.Kn., mengecam keras peristiwa dugaan keracunan ratusan siswa Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep), Sulawesi Tengah usai mengkonsumsi menu Program MBG.
Menurut Senator Andhika Amir, kejadian berulang yang menimpa ratusan siswa tidak akan terjadi jika pihak pengelola program MBG menjalankan tugas dengan lebih profesional dan bertanggung jawab.
“Sebenarnya semangat Presiden Prabowo dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui program MBG sangat bagus. Tetapi justru terhambat oleh pelaksanaan yang mengabaikan kualitas menu. Ini sangat disayangkan,” tegas Andhika.
Bahkan Andika yang merasa sebagai perwakilan masyarakat Sulawesi Tengah di Senayan, menyampaikan tiga poin sikap:
Pertama, mendesak pemerintah agar mengevaluasi pengelola MBG di Kabupaten Banggai Kepulauan, mulai dari vendor, pengelola dapur hingga rantai distribusi. Jika terbukti ada kelalaian, harus ditindak tegas.
Kedua, meminta pemerintah daerah bersama pihak kepolisian melakukan investigasi mendalam terkait penyebab banyaknya siswa yang diduga keracunan.
Terakhir, mendorong keterlibatan penuh pemerintah daerah dan sekolah dalam mengawasi setiap proses penyediaan serta distribusi menu MBG agar kejadian serupa tidak terulang.
“Peristiwa semacam ini tidak boleh terjadi lagi. MBG seharusnya menjadi investasi masa depan anak-anak kita, bukan ancaman bagi kesehatan mereka,” pungkasnya.(nw)