NEWSWASY.CO.ID, MARTAPURA – Pemerintah Kabupaten Banjar kembali mendorong pengembangan inovasi daerah melalui program Intan Sikapayu, yang merupakan penguatan dari Gerakan Pengembangan Kawasan Kampung Ikan Papuyu (Gerbang Kakapayu).
Inovasi ini diproyeksikan menjadi fondasi untuk membangun Kawasan Wisata Kampung Papuyu yang ditargetkan berkembang hingga 2027.

Kepala Bappedalitbang Kabupaten Banjar Nasrullah Shadiq mengatakan, pemerintah daerah telah berkoordinasi dengan SKPD terkait serta inovator guna menyusun arah pengembangan kawasan. Menurutnya, Kampung Papuyu kedepannya tidak hanya akan fokus pada perikanan, tetapi juga pertanian dan wisata.

“Kita ingin menjadikannya kawasan wisata edukasi. Masyarakat bisa melihat proses bertani, budidaya ikan dan potensi lainnya. Bahkan saluran irigasi di sana dapat dimanfaatkan sebagai wahana air,” katanya usai launching inovasi INTAN, Kamis (11/12/2025).

Ia menyebutkan, seluruh rencana tersebut akan disusun dalam master plan Wisata Kampung Papuyu yang diharapkan bisa dimulai pada tahun anggaran depan melalui anggaran perubahan.
Kabid Budidaya Perikanan DKPP Banjar, Bandi Chairullah sebagai Inovator Intan Sikapayu menyampaikan, inovasi ini adalah lanjutan dari Gerbang Kakapayu yang telah masuk daftar inovasi daerah sebelumnya. Tahun ini, Intan Sikapayu termasuk dalam 54 inovasi yang dilaunching Pemerintah Kabupaten Banjar.

“Inovasi Intan Sikapayu mendorong terwujudnya Kampung Papuyu sebagai destinasi wisata sekaligus pusat ekonomi kreatif desa. Harapan kami, master plan dapat terlaksana pada 2026 dan program ini bisa direplikasi ke desa lain pada 2027,” ujarnya.
Ia menjelaskan, Intan Sikapayu menekankan kolaborasi antar-stakeholder, mulai dari pemerintah daerah, kecamatan, pelaku usaha hingga masyarakat. Program ini dirancang untuk memperkuat budidaya ikan papuyu secara terintegrasi.
Tujuan inti inovasi ini mencakup peningkatan produktivitas melalui sekolah lapang, penggunaan teknologi tepat guna, pembentukan kelembagaan budidaya dan penerapan sistem hulu-hilir agar produksi lebih berkelanjutan serta memiliki akses pasar lebih luas.
Ikan papuyu dipilih karena merupakan komoditas lokal khas Banjar yang memiliki nilai budaya dan ekonomi tinggi. Populasi papuyu di alam mulai menurun, sementara harganya bisa mencapai Rp40.000 hingga Rp100.000 per kilogram.
“Selama ini suplai masih mengandalkan tangkapan alam. Jika dibiarkan, populasinya terancam berkurang karena alih fungsi lahan. Dengan inovasi ini, kita berharap keberlanjutan ikan papuyu terjaga dan bisa dinikmati generasi berikutnya,” jelas Bandi.
Melalui sinergi berbagai pihak, Intan Sikapayu diharapkan mampu memperkuat ketahanan komoditas lokal sekaligus membuka peluang wisata edukasi dan meningkatkan pendapatan masyarakat desa.(nw)
