Rilis Hasil Sakernas 2025 :Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Banjar Naik Tipis, Pasar Kerja Tetap Kondusif

12 November 2025
Rilis data BPS Kabupaten Banjar berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2025, TPT naik tipis (Foto : Ilustrasi Gemini/newsway.co.id)

NEWSWAY.CO.ID, MARTAPURA – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banjar berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2025 mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2025 sebesar 2,76 persen, mengalami kenaikan tipis dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat 2,71 persen.

TPT menggambarkan persentase angkatan kerja yang belum memiliki pekerjaan namun aktif mencari kerja dibandingkan total angkatan kerja. Angka ini menjadi salah satu indikator penting dalam menilai kondisi pasar tenaga kerja di suatu daerah.

Plt Kepala BPS Kabupaten Banjar Eddy Erwan menjelaskan, kenaikan TPT tersebut bersifat fluktuatif dan musiman, bukan akibat pelemahan ekonomi secara struktural.

“Secara umum, kondisi pasar kerja di Kabupaten Banjar masih cukup kondusif. Walaupun terjadi kenaikan, TPT kita tetap berada di bawah rata-rata provinsi maupun nasional,” ucapnya saat dikonfirmasi melalu WhatsApp, Selasa (11/11/2025).

Eddy mengatakan, kenaikan tersebut antara lain disebabkan oleh pergeseran tenaga kerja antarsektor, terutama dari sektor pertanian musiman ke sektor lain yang belum sepenuhnya mampu menyerap tenaga kerja baru.

Selain itu, keterbatasan lapangan kerja formal masih menjadi tantangan utama. Sebagian besar tenaga kerja di Kabupaten Banjar masih terserap di sektor informal dengan produktivitas dan kepastian kerja yang relatif rendah.

“Masih ada ketidaksesuaian keterampilan atau skill mismatch, di mana kompetensi pencari kerja belum sejalan dengan kebutuhan dunia usaha dan industri,” ujarnya.

Ia menyoroti ketimpangan pertumbuhan ekonomi antarwilayah yang berdampak pada terbatasnya peluang kerja di beberapa kecamatan, serta meningkatnya jumlah angkatan kerja baru, terutama lulusan muda yang belum segera terserap pasar kerja formal.

Eddy mengungkapkan, beberapa tantangan yang perlu mendapat perhatian antara lain tingginya proporsi pekerja di sektor informal, rendahnya produktivitas tenaga kerja, keterbatasan keahlian digital dan teknis, serta minimnya wirausaha muda dan inovasi lokal.

“Selain itu, keterbatasan data dan informasi pasar kerja yang akurat dan terintegrasi juga menjadi hambatan dalam penyusunan kebijakan ketenagakerjaan,” jelasnya.

Untuk menekan angka pengangguran, BPS mendorong langkah-langkah strategis dan kolaboratif lintas sektor, meliputi:

  1. Peningkatan kompetensi tenaga kerja melalui pelatihan vokasi, sertifikasi keahlian, dan literasi digital.
  2. Pengembangan wirausaha produktif dan UMKM, termasuk akses pembiayaan serta digitalisasi pemasaran.
  3. Penguatan sektor unggulan daerah, seperti pertanian modern, industri pengolahan, dan pariwisata berbasis lokal.
  4. Pengembangan sistem informasi pasar kerja digital untuk memperkuat job matching antara pencari kerja dan industri.
  5. Pemerataan kesempatan kerja antarwilayah melalui pengembangan ekonomi lokal dan program desa produktif.
  6. Sinergi lintas sektor antara Disnaker, Bappeda, Dinas Pertanian, Dinas Koperasi, serta pihak swasta dalam penciptaan lapangan kerja.
  7. Monitoring berbasis data, memanfaatkan hasil Sakernas dan survei ketenagakerjaan daerah sebagai dasar kebijakan.

Eddy menegaskan, meski terjadi sedikit kenaikan TPT, kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten Banjar masih stabil dan terkendali.

“Fokus ke depan bukan hanya menurunkan angka pengangguran, tapi juga meningkatkan kualitas pekerjaan dan produktivitas tenaga kerja. Dengan peningkatan keterampilan, kewirausahaan dan kerja sama lintas sektor, kita optimis Banjar dapat mewujudkan pasar kerja yang inklusif, adaptif dan berkelanjutan,” tutupnya.(nw)

Tinggalkan Balasan

Latest from Blog