NEWSWAY.CO.ID, BANJARMASIN – Denting musik tradisional menggema di panggung Bakhtiar Sanderta, Taman Budaya Kalimantan Selatan, Senin (18/8/2025). Puluhan penari cilik nampak melangkah rapi, berbalut busana warna cerah.

Hiasan bunga kain merah dan kuning bertengger di kepala mereka, berpadu dengan kostum dominan pink dan merah yang berkilau di bawah sorot lampu.

Seiring senyum merekah, anak-anak Sanggar Paris Barantai mengajak penonton larut dalam keindahan gerakan. Setiap langkah kecil, setiap ayunan tangan, seolah menyulam cerita tentang tradisi yang tak pernah pudar.


Malam itu, tiga tarian tradisional mereka hadirkan, yakni Tari Rebana, Tari Tempurung, dan Tari Giring-giring.


Pada Tari Rebana, anak-anak tampil lincah memukul rebana, menghadirkan irama khas yang berpadu dengan gerakan tubuh kompak. Riuh ketukan rebana membuat penonton ikut mengangguk mengikuti irama.

Suasana berubah saat Tari Tempurung ditampilkan. Jika biasanya memakai batok kelapa, kali ini mangkuk plastik menjadi properti utama. Bunyi ketukan ritmis mangkuk yang dipukul bergantian menghadirkan nuansa segar sekaligus mengundang decak kagum.

Tari Giring-giring menutup penampilan dengan nuansa anggun. Dua tongkat kecil berhias rumbai, dikenal sebagai tongkat giring-giring atau gangereng, digenggam erat para penari. Gerakan mereka gemulai, mengalir lembut mengikuti musik, seakan menebarkan pesona khas Kalimantan yang penuh warna.


Pelatih sanggar, Wan Ainun Jumeina mengungkapkan, butuh waktu dua minggu untuk mempersiapkan anak-anak sebelum tampil.


“Kami juga berlatih rutin setiap Senin dan Rabu di Gumilang Kaca Taman Budaya,” ujarnya.
Sanggar Paris Barantai sendiri sudah berdiri sejak 1980. Selama puluhan tahun, sanggar ini menjadi ruang belajar seni bagi anak-anak, mulai usia dua tahun hingga kelas enam SD.
“Siapa pun boleh bergabung, yang penting ada niat belajar dan mencintai kesenian sejak kecil,” tambah Ainun.
Malam itu, tepuk tangan panjang penonton menjadi bukti bahwa tradisi tetap hidup di tangan anak-anak kecil. Mereka menari bukan sekadar menghibur, tapi juga menjaga warisan budaya agar terus lestari. (nw)
Reporter newsway.co.id Barito Kuala/Banjarmasin : Aminah