Sebanyak 11 Sekolah di Banjarbaru Masih Kekurangan Siswa

by
19 Juli 2024
kurangnya minat terhadap sekolah negeri disebabkan oleh kultur masyarakat yang lebih memilih sekolah keagamaan (foto.juwita/newsway.id)

NEWSWAY.ID, BANJARBARU – Dari 68 Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Banjarbaru, sebanyak 11 sekolah kekurangan siswa, tidak mencapai 28 siswa dalam satu rombongan belajar (Rombel).

~ Advertisements ~

Berdasarkan data Dinas Pendidikan Banjarbaru, dari 68 sekolah tersebut, lima di antaranya kelebihan siswa, sementara sisanya memiliki jumlah siswa yang sesuai dengan kapasitas rombel.

~ Advertisements ~

Sebagai contoh, pada tahun ajaran 2024-2025, di SDN 1 Cempaka, SDN 2 Cempaka, dan SDN 6 Cempaka, para guru masing-masing hanya mendapat 10, 14, dan 19 siswa.

~ Advertisements ~

Di SDN 3 Palam hanya memperoleh 8 siswa, SDN 2 Bangkal sebanyak 15 siswa, dan SDN 3 Sungai Tiung hanya mendapat 10 siswa.

~ Advertisements ~

Bergeser ke sekolah di tengah kota, SDN 2 Mentaos hanya mendapat 14 siswa, SDN 2 Sungai Ulin berhasil menarik 20 siswa baru, tetapi SDN 3 Loktabat Utara, SDN 2 Guntung Paikat, dan SDN 3 Guntung Payung masing-masing hanya memperoleh 11, 15, dan 12 siswa.

Kepala Dinas Pendidikan Banjarbaru, Dedy Sutoyo, mengatakan bahwa pada proses pendaftaran peserta didik baru (PPDB) tahun ini, beberapa SDN masih kekurangan siswa.

Dedy menyebutkan banyak faktor yang menyebabkan kekurangan siswa, seperti lingkungan sekitar sekolah yang penduduknya tidak produktif lagi sehingga angka kelahiran rendah dan jumlah anak usia SD sedikit.

“Kemudian juga lokasi SDN yang berdekatan dengan sekolah lain dengan kapasitas rombel yang melebihi kebutuhan, serta lokasi SD yang jauh dari pemukiman warga,” ungkapnya.

Selain itu, di wilayah Cempaka, misalnya, kurangnya minat terhadap sekolah negeri disebabkan oleh kultur masyarakat yang lebih memilih sekolah keagamaan.

“Di wilayah Cempaka, para orang tua lebih memilih menyekolahkan anaknya ke Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau pesantren karena sudah menjadi budaya mereka,” jelasnya.

Beberapa Sekolah Dasar Negeri di Kota Banjarbaru kekurangan siswa (foto.juwita/newsway.id)

Mengenai rencana penggabungan atau regrouping beberapa sekolah untuk meminimalisir kekurangan siswa, Kadisdik menyebut masih ada beberapa hal yang akan dipertimbangkan.

“Misalnya regrouping menjadi SMA atau SMP untuk memecah jalur zonasi. Tapi itu belum keputusan final. Kami akan menggali kebutuhan di lapangan,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala SDN 3 Palam, Rica Dwi Erlina, mengatakan bahwa pada tahun ajaran 2024/2025 ini, pihaknya hanya memperoleh 8 siswa baru.

Ia menjelaskan bahwa dibanding tahun lalu, jumlah siswa menurun, karena tahun lalu SDN 3 Palam menerima 13 siswa, sementara saat ini hanya 8 siswa.

“Kondisi seperti ini sudah diprediksi, karena lokasi sekolah kami berada di ujung daerah dan tidak ada perumahan yang berkembang,” jelas Rica.

Rica juga mengakui bahwa siswa baru yang masuk rata-rata tempat tinggalnya tidak jauh dari sekolah.

“Kami menggaet siswa dari lingkungan sekitar sekolah saja. Kalau siswa yang rumahnya di Purnawirawan depan, mereka pasti mendaftar ke sekolah SDN di depan,” ucapnya.

Rica juga mengatakan bahwa SDN 3 Palam termasuk dari 14 sekolah yang diizinkan membuka pendaftaran selama-lamanya, alias jika ada siswa baru yang ingin bersekolah maka akan diterima.

“Empat belas sekolah yang melaksanakan PPDB khusus, boleh membuka pendaftaran sebelum jadwal pendaftaran sekolah lainnya. Kami sudah membuka sejak 1 Januari 2024 lalu, dan selama jeda pendaftaran, sosialisasi ini juga dilakukan lewat media sosial serta mendekati TK terdekat untuk membagi brosur,” jelas Rica.

Perihal kebijakan memberi seragam gratis untuk menarik siswa mendaftar, Rica menyampaikan bahwa pihaknya tidak memiliki anggaran untuk memberikan seragam secara gratis.

“Sekolah kami tidak punya donatur, jadi daripada memberikan seragam gratis dengan kondisi anggaran yang pas-pasan, kami memilih memberikan perlengkapan seperti buku dan pulpen saja,” ujarnya.

Ia menyebut sudah melakukan berbagai upaya untuk menarik siswa bersekolah di SDN 3 Palam, tetapi semua kembali pada pilihan orang tua murid.

“Kalau mereka mendaftarkan anak ke kami, kami senang dan menyambut dengan baik,” ucapnya lagi.

Ia berharap bahwa jika ke depannya ada perkembangan perumahan di wilayah Kelurahan Palam, hal itu bisa menjadi harapan bagi SDN 3 Palam untuk menambah jumlah siswa.

“Kami kalah dalam posisi sekolah, tapi dari segi pelayanan kami yakin dapat bersaing dengan sekolah lain. Semoga ke depannya permukiman akan berkembang,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Latest from Blog