Sengketa Pertandingan Catur Warnai Kejurprov Kalsel 2025: Ramia Nisa vs Norasya Verdiana Berujung Kontroversi

20 April 2025
Foto duel pertandingan Norasya Verdiana (Banjarmasin) vs Ramia Nisa (Hulu Sungai Tengah) dibabak ke 4 Kejurprov Catur 2025 ( foto : percasi.hst /newsway.co.id )

NEWSWAY.CO.ID, BANJARMASIN – Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Catur Kalimantan Selatan 2025 yang digelar sejak 19 April di Banjarmasin, diwarnai insiden kontroversial pada nomor senior putri.

~ Advertisements ~

Perseteruan terjadi antara atlet asal Hulu Sungai Tengah (HST), Ramia Nisa, dan atlet Banjarmasin, Norasya Verdiana, usai pertandingan sengit yang berujung pada keputusan pertandingan ulang oleh wasit.

~ Advertisements ~

Menurut penjelasan official Percasi HST, Riduansyah (WNM, PNP), insiden bermula pada babak keempat saat Ramia menghadapi Norasya.

~ Advertisements ~

Di tengah permainan, Ramia dinyatakan melakukan gerakan ilegal (illegal move). Namun wasit yang bertugas, Syaifullah WNP dari Kabupaten Banjar, memutuskan pertandingan dapat dilanjutkan karena kesalahan baru terjadi satu kali.

“Wasit menanyakan kepada kedua pemain apakah bersedia melanjutkan. Keduanya sepakat, permainan dilanjutkan, dan Ramia menang melalui skakmat,” terang Riduansyah.

Setelah pertandingan usai, tim Banjarmasin melayangkan protes resmi. Mereka menilai wasit tidak memberikan sanksi atau penambahan waktu sesuai ketentuan FIDE terhadap Ramia.

Protes tersebut mendorong panitia untuk mengeluarkan keputusan pertandingan ulang dengan format waktu 15 menit vs 15 menit.

Ketua wasit yang juga panitia pelaksana, Syarif WNP, menjelaskan bahwa saat kejadian ia sedang menunaikan salat, sehingga tidak berada di lokasi.

“Itu memang kesalahan prosedural dari wasit. Seharusnya ada penambahan waktu bagi Norasya dan peringatan kepada Ramia,” ujar Syarif.

Ia juga mengakui bahwa wasit terburu-buru dalam mengambil keputusan. “Jika ragu, jam pertandingan seharusnya dipause dulu dan meminta pendapat dari ketua wasit,” tambahnya.

Syarif menegaskan bahwa keputusan mengulang pertandingan diambil untuk menjunjung prinsip keadilan dan sportivitas. Ia juga menyebut bahwa apabila salah satu pihak merasa dirugikan, ada mekanisme banding ke dewan hakim.

Sementara itu, Ramia Nisa menyatakan bahwa pertandingan seharusnya dianggap sah karena sudah disepakati kedua pihak saat berlangsung.

“Wasit dan ka Norasya sudah sepakat waktu itu, ada saksi juga. Ulun (saya) lanjutkan permainan karena merasa tidak ada masalah. Tapi setelah menang, malah diprotes,” ujarnya kepada media.

Keputusan ulang tanding tersebut ditolak oleh pihak HST. Ramia memilih tidak mengikuti pertandingan ulang yang dijadwalkan, sebagai bentuk protes atas ketidakadilan keputusan. Akibatnya, ia dinyatakan kalah walk out dan Norasya Verdiana ditetapkan sebagai pemenang.

“Ini bukan karena tidak siap bertanding, tapi karena masalah prinsip. Kalau pertandingan sudah selesai dan disepakati, kenapa harus diulang hanya karena pihak yang kalah tidak terima?” ungkap salah satu rekan Ramia di lokasi.

Norasya Verdiana sendiri menyatakan bahwa dirinya mengikuti semua keputusan dewan wasit. “Saya mengikuti aturan yang ditetapkan oleh dewan wasit,” ucapnya singkat saat dihubungi.

Sampai berita ini diterbitkan, Syaifullah WNP, wasit utama saat pertandingan, belum memberikan tanggapan meskipun upaya konfirmasi telah dilakukan oleh media.

Insiden ini memicu diskusi luas di kalangan pecatur dan official Kejurprov. Beberapa pihak menyayangkan kesalahan prosedural dalam ajang sebesar ini, namun sebagian lainnya memahami bahwa keputusan sulit terkadang perlu diambil demi menjaga integritas turnamen.

Adapun hasil akhir Kejurprov mencatat Norasya Verdiana sebagai peraih medali perak (juara 2), sementara Ramia Nisa berada di peringkat ketiga. Meski menyatakan keberatan, Ramia tetap mendapatkan medali dan penghargaan atas partisipasi dan performanya.

Kejurprov ini merupakan bagian dari persiapan menuju Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kalsel 2025 yang akan digelar di Tanah Laut pada November mendatang. Kontingen HST menurunkan beberapa atlet, termasuk tiga pecatur senior putra, satu veteran, dan satu putri senior.

Latest from Blog

Membahas berbagai agenda organisasi, termasuk pergantian kepemimpinan, evaluasi program, dan penetapan kebijakan merupakan kegiatan yang sering dilakukan setiap organisasi. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Kotabaru melaksanakan Konferensi Cabang (Konfercab) bertempat di Ballroom Lt. 4 Hotel Gramd Surya Kotabaru, Sabtu (19/04/2025) ( Foto : Sagustira/newsway.co.id)