Sinoman Hadrah : Harmoni Islami Banua di Jambore Daerah Kalimantan Selatan 2025

by
18 September 2025
Barito Kuala dalam Jambore Daerah menampilkan Sinoman Hadrah, berhasil meraih juara 3. (Foto: dkcbatola/newsway.co.id).

NEWSWAY.CO.ID, BARITO KUALA – Tabuhan rebana berpadu lantunan selawat menggema di arena Jambore Daerah. Suasana yang awalnya riuh dengan aktivitas Pramuka dari berbagai daerah, tiba-tiba berubah menjadi khidmat. Pada kesempatan itu, sekelompok pemuda tampil dengan gerakan kompak sambil membawa bendera dan payung berhias.

Itulah Sinoman Hadrah, kesenian atraktif bernuansa Islami yang menjadi kebanggaan masyarakat Banjar, Kalimantan Selatan. Kesenian ini tidak hanya menghibur, namun juga sarat makna.

Setiap syair pujian yang dilantunkan kepada Nabi Muhammad SAW membawa nuansa religius yang kental, sementara gerakan tarinya mencerminkan kekompakan dan semangat kebersamaan. Kehadiran Sinoman Hadrah di Jambore Daerah menjadi bukti bahwa warisan budaya lokal tetap bisa beriringan dengan pembinaan generasi muda melalui wadah Gerakan Pramuka.

~ Advertisements ~

Dari Ranting Hingga Daerah
Para penampil Sinoman Hadrah bukan dipilih sembarangan. Mereka merupakan perwakilan dari berbagai sekolah di Kabupaten Barito Kuala yang sebelumnya telah melalui tahapan seleksi berjenjang. Dimulai dari kegiatan Jambore Ranting di tingkat kecamatan, kemudian berlanjut ke Jambore Cabang, hingga akhirnya tampil mewakili kontingen Batola di ajang Jambore Daerah.

~ Advertisements ~

Proses panjang ini tidak hanya melatih keterampilan seni, tetapi juga menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kebersamaan antaranggota. Masing-masing peserta membawa semangat daerahnya, lalu bersatu dalam satu kontingen besar yang mengusung nama Barito Kuala.

Peran Pembina dan Pendamping
Kesuksesan Sinoman Hadrah tidak lepas dari dukungan para pembina. Kontingen Batola mendapat bimbingan dari Andalan Cabang Gerakan Pramuka Barito Kuala, dengan sosok-sosok yang sudah berpengalaman di dunia kepramukaan. Kak Rusidiansyah dipercaya sebagai pingkon, sementara Kak Diba mendampingi peserta putra dan Kak Endang mendampingi peserta putri.

Pendampingan intensif ini membuat peserta tidak hanya mahir dalam menampilkan seni, tetapi juga disiplin dalam menyeimbangkan kegiatan kepramukaan dengan latihan kesenian. Semangat dan motivasi dari para pembina menjadi dorongan besar bagi peserta untuk tampil maksimal di panggung Jambore.

Harapan untuk Generasi Muda Batola
Kebanggaan atas penampilan Sinoman Hadrah ini juga disampaikan oleh Saidah, salah satu anggota DKC Barito Kuala. Kegiatan ini diharapkan mampu membentuk generasi Pramuka Batola yang lebih unggul.

“Semoga Pramuka di Batola bisa lebih unggul dan menciptakan generasi yang mampu membawa nama baik daerah,” ujarnya penuh optimisme.

Harapan ini sejalan dengan misi Gerakan Pramuka, yakni membina generasi muda agar tidak hanya tangguh secara keterampilan dan pengetahuan, tetapi juga memiliki karakter yang kuat serta rasa cinta terhadap budaya sendiri.

Melestarikan Warisan Budaya Banua
Di tengah arus modernisasi, munculnya Sinoman Hadrah di acara Jambore Daerah menjadi pengingat bahwa budaya Banjar tetap hidup dalam denyut kehidupan generasi muda. Seni ini bukan sekadar hiburan, melainkan juga perekat identitas masyarakat Banua yang menjunjung tinggi nilai Islami dan kebersamaan.

Melalui ruang seperti Jambore, Sinoman Hadrah mendapatkan panggung yang tepat untuk diperkenalkan kepada khalayak luas. Lebih dari itu, penampilan ini menjadi sarana edukasi bagi peserta Pramuka dari berbagai daerah agar semakin menghargai keberagaman budaya Nusantara.

Sinergi Seni antara Budaya dan Pramuka
Sinoman Hadrah di Jambore Daerah menunjukkan bahwa Gerakan Pramuka tidak hanya fokus pada pengembangan keterampilan kepramukaan semata, tetapi juga memberi ruang bagi seni dan budaya lokal untuk berkembang. Sinergi inilah yang menjadikan Pramuka Batola tampil berbeda, membawa identitas daerah sekaligus mengukir prestasi di kancah provinsi.

Pada akhirnya, Sinoman Hadrah bukan hanya milik masyarakat Banjar, tetapi juga warisan bersama yang terus hidup melalui generasi muda. Dengan semangat yang terpancar dari setiap tabuhan rebana dan gerakan tarian, Sinoman Hadrah menjadi simbol bahwa budaya lokal bisa terus bertahan, bahkan berkembang, di tengah zaman yang terus berubah. (nw)

(Reporter newsway.co.id Barito Kuala/Banjarmasin : Aminah).

Tinggalkan Balasan

Latest from Blog