NEWSWAY.ID, BATULICIN – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melakukan soft launching Biodiesel B-50 sebagai upaya memperkuat ketahanan energi nasional pada Minggu (18/08/2024).

Acara ini berlangsung di Pabrik Biodiesel PT Jhonlin Agro Raya (JAR), Tbk Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.

Soft launching dimulai dengan penekanan tombol oleh Mentan Andi Amran Sulaiman yang didampingi oleh Gubernur Paman Birin, Dubes Safri Syamsudin, dan Haji Isam.
Penekanan tombol ini menandai pengisian pertama bahan bakar nabati (BBN) Biodiesel B-50 di pabrik tersebut.
Dalam sambutannya, Mentan Amran menegaskan komitmen pemerintah untuk meningkatkan produksi minyak sawit dalam negeri yang akan digunakan sebagai bahan baku energi terbarukan.
Ia menjelaskan bahwa pengembangan kebun sawit untuk energi ini akan dilakukan pada kawasan yang sudah terdegradasi, sehingga tidak mengganggu kebutuhan minyak sawit untuk pangan, industri dalam negeri, dan ekspor.
“Indonesia mampu dan bisa semakin kuat sebagai negara yang memiliki ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi, terutama yang bersumber dari energi baru terbarukan,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga ketersediaan energi dengan harga terjangkau serta memperhatikan kelestarian lingkungan.


Lebih lanjut, Amran menjelaskan bahwa implementasi energi terbarukan di Indonesia telah berjalan sejak 2015 dengan penggunaan B15, kemudian berlanjut ke B20 pada 2019, B30 pada 2022, dan B35 yang sudah diterapkan sejak 2023.
Dengan program prioritas energi nasional, yakni implementasi biodiesel B50 dan Bioetanol E10, pemerintah berharap penggunaan bahan bakar nabati (biofuel) terus meningkat secara nasional untuk menekan impor minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM).
Amran juga menekankan bahwa penggunaan biodiesel dapat menghemat devisa negara yang selama ini terbebani oleh impor solar sebesar Rp 300-400 triliun per tahun.
Penggunaan minyak sawit dalam biodiesel juga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap pasar ekspor sawit yang sering menghadapi kampanye negatif serta berbagai persyaratan yang menghambat ekspor.
Gubernur Kalimantan Selatan, H. Sahbirin Noor, dalam kesempatan yang sama, menyampaikan apresiasinya kepada PT Jhonlin Agro Raya yang telah menginisiasi program Biodiesel B-50 ini.
Ia menekankan bahwa peluncuran ini menjadikan Kalimantan Selatan sebagai daerah pertama di Kalimantan yang melaksanakan B-50. “Kami sangat menyambut baik dan mengapresiasi program ini.
Ini sejalan dengan program Pemprov Kalsel untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit melalui Peremajaan Sawit Rakyat (PSR),” ujar Paman Birin.


Gubernur Paman Birin juga menyebutkan bahwa Kalimantan Selatan memiliki lebih dari 400 ribu hektar lahan kelapa sawit, di mana 24 persen dikelola oleh rakyat.
“Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan berkomitmen untuk mendukung peningkatan produktivitas kelapa sawit melalui PSR dan berharap kebun-kebun sawit yang produktivitasnya rendah atau menggunakan benih sawit palsu dapat mengikuti program ini,” ungkap Paman Birin.
Dalam penutupannya, Paman Birin mengajak semua pihak untuk berkomitmen mendukung pemanfaatan CPO sebagai bahan baku BBN yang terbarukan melalui B-50.
“Harapan kedepannya program ini tidak hanya memperkuat ketahanan energi nasional, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani dan perekonomian Kalimantan Selatan,” pungkas Paman Birin.