NEWSWAY.CO.ID, BANJARBARU — Terobosan baru dilakukan oleh Kelompok Tani Mekarsari Makmur di Kelurahan Landasan Ulin Utara (Laura), Banjarbaru, dengan memulai tanam perdana bawang merah di lahan seluas satu hektare.
Tanaman hortikultura yang selama ini dikenal sulit dibudidayakan di Kalimantan itu kini mulai dilirik sebagai potensi baru.
Menurut Refi Kunmariana, Penyuluh Pertanian dari Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) yang memdampingi para petani di Laura mengatakan, gagasan awal muncul saat kelompok tani mencoba menanam bawang merah dalam jumlah kecil.
“Kemarin mereka uji coba tanam 1 kilogram bawang merah. Alhamdulillah hasilnya bagus, jadi ini jadi pemicu semangat mereka untuk mengembangkan lebih lanjut,” ujarnya, Senin (21/10/2025).
Berbekal keberhasilan tersebut, kelompok tani kemudian menyusun proposal kepada Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Banjarbaru. Hasilnya, tahun 2025 ini Kelompok Mekarsari Makmur mendapatkan bantuan pengembangan bawang merah sebesar 800 kilogram bibit — cukup untuk lahan satu hektare.
“Ini pertama kalinya kita tanam bawang merah secara skala besar di Laura. Biasanya, petani kita yang menanam bawang merah itu pengalaman dari Jawa. Tapi sekarang kita mulai kembangkan sendiri di Kalimantan,” jelas Refi.
Tak hanya bibit, bantuan yang diterima kelompok tani juga mencakup sarana produksi lain seperti pupuk kandang, pupuk NPK, pupuk hayati, dan Trichoderma (fungisida hayati). Bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan budidaya dan menjadi dasar pengembangan ke depannya.
Saat ini, proses masih berada pada tahap pengolahan lahan, karena bibit baru saja datang pada bulan Oktober. Jika tanam perdana ini sukses, ke depan akan dilakukan pengembangan lebih luas, baik untuk keperluan bibit maupun hasil panen yang bisa dijual ke pasar.
“Kalau ini berhasil, nanti bisa kita kembangkan lagi. Sebagian hasilnya bisa dijadikan bibit, sebagian lagi untuk dijual. Ini juga jadi peluang bagi petani-petani muda di kelompok kami,” tambah Refi.
Upaya ini menjadi langkah inovatif dalam diversifikasi komoditas pertanian di Banjarbaru, sekaligus menjadi bukti bahwa semangat dan kreativitas petani lokal dapat membuka peluang baru bahkan untuk komoditas yang sebelumnya dianggap sulit ditanam di daerah ini.*(nw)