NEWSWAY.CO.ID, MARTAPURA – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banjar menyoroti lemahnya pemeliharaan terhadap data desa, Selasa (29/4/2025).


Kepala BPS Banjar, Arih Dwi Prasetyo, menjelaskan bahwa lemahnya pemeliharaan data desa disebabkan oleh keterbatasan jumlah dan kemampuan sumber daya manusia yang ada.



“Permasalahan mendasar data desa kita terletak pada minimnya publikasi dan pemeliharaan, sehingga konsepnya tidak sepenuhnya selaras dengan standar pusat,” kata Arih, usai diskusi grup lintas sektoral di Aula Baiman Lantai 3 Kantor Bappedalitbang Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Arih mengatakan, BPS Banjar sedang berusaha meningkatkan mutu data desa melalui program Pencanangan Desa Cantik (Cinta Statistik).

“Jadi, Pencanangan Desa Cantik merupakan program nasional kami di BPS yang sudah berjalan di Kabupaten Banjar sejak tahun 2022,” lanjutnya.

Sebanyak lima desa telah dicanangkan sebagai desa cantik, dimulai dari Desa Simpang Tiga dan Sungai Rangas Tengah pada tahun 2022, diikuti Desa Indrasari pada tahun 2023, Kelurahan Sekumpul pada tahun 2024, dan tahun ini giliran Desa Melayu Ilir.
“Hasilnya, data desa akan menjadi lebih bermutu dan mudah diakses publik, sehingga masyarakat terbantu dalam membuat keputusan berdasarkan data dan pembangunan desa pun menjadi tepat sasaran,” ucap Arih.
Kepala BPS Kalimantan Selatan, Mukhamad Mukhanif, memberikan tanggapannya bahwa pencanangan desa cantik di Kabupaten Banjar berjalan lancar.
“Layanan BPS di tingkat kabupaten dan kota meliputi data pustaka, konsultasi statistik, dan rekomendasi statistik, dan semuanya dapat diakses secara gratis di setiap kantor BPS,” ungkapnya
Ia menjelaskan bahwa pencanangan desa cantik merupakan cara untuk meningkatkan kualitas data yang sangat dekat dengan masyarakat.
“Hari ini, kami sedang mengidentifikasi berbagai kekurangan dalam pelayanan kami dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas di masa mendatang,” jelas Mukhanif.