Usung Konsep Hybrid, Ribuan Pedagang dan Pengunjung Antusias Meriahkan Festival Pasar Terapung Lok Baintan

by
19 November 2023
Bupati Banjar H Saidi Mansyur membuka acara Festival Pasar Terapung Lok Baintan tahun 2023, di Desa Lok Baintan, Kecamatan Sungai Tabuk, Minggu (19/11) pagi.(desain : newsway.id - foto : kominfo kab. banjar)

NEWSWAY.ID, MARTAPURA – Gaung pelestarian dan promosi pariwisata Pasar Terapung di Lok Baintan yang telah hidup selama ratusan tahun terus dilakukan.

~ Advertisements ~

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar melalui Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) kembali menggelar Festival Pasar Terapung di Desa Lok Baintan, Kecamatan Sungai Tabuk, pada Minggu (19/11/2023).

~ Advertisements ~
~ Advertisements ~

Mengusung tema “Pesona Susur Sungai Orang Banjar” Festival tahunan tersebut digelar selama dua hari mulai 18 hingga 19 November 2023, dan dimeriahkan kurang lebih 500 pedagang serta stan pasar terapung ekonomi kreatif.

~ Advertisements ~
Festival Pasar Terapung tahun 2023 digelar selama dua hari mulai 18 hingga 19 November 2023, dan dimeriahkan kurang lebih 500 pedagang serta stan pasar terapung ekonomi kreatif. (foto : juwita/newsway.id)

Bupati Banjar H Saidi Mansyur mengatakan, tujuan digelarnya Festival Pasar Terapung itu untuk melestarikan budaya Pasar Terapung terkhusus yang berada di Lok Baintan.

~ Advertisements ~

“Tujuannya untuk melestarikan Pasar Terapung Lok Baintan sekaligus sebagai sarana promosi ekonomi kreatif Kabupaten Banjar dengan target mempromosikan destinasi wisata Kabupaten Banjar,” ungkapnya.

Orang nomor satu di Kabupaten Banjar ini berharap, Festival Pasar Terapung Lok Baintan bisa meningkatkan kunjungan wisatawan lokal ataupun mancanegara, sekaligus meningkatkan para pelaku ekonomi lokal.

Tentunya, Festival ini menjadi kesempatan untuk mempromosikan produk-produk ekonomi kreatif dalam skala nasional maupun internasional.

“Sebagaimana harapan masyarakat Kabupaten Banjar, destinasi wisata disini bisa dikenal lebih luas, sehingga kita berharap melalui kegiatan festival seperti ini dan pemberitaan media, orang-orang di luar sana yang belum tahu pasar terapung akhirnya tahu dan mau berkunjung ke sini,” kata Saidi.

Saidi juga sangat bersyukur dan berbahagia karena kegiatan Festival Pasar Terapung ini dapat berjalan dengan lancar serta meriah.

“Kepada seluruh peserta dan masyarakat, mari kita bersama-sama untuk menjaga dan melestarikan pasar terapung ini,” tuturnya.

Terakhir, Saidi juga mengimbau kepada SKPD terkait seperti Dinas Pertanian, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Dinas Ketahanan Pangan, serta Disbudporapar terkait hilirisasi masyarakat sekitar Desa Lok Baintan agar benar-benar menyasar untuk meningkatkan perekonomian industrian lokal.

Bupati Banjar H Saidi Mansyur inginkan SKPD berperan aktif terkait hilirisasi masyarakat sekitar Desa Lok Baintan agar benar-benar menyasar untuk meningkatkan perekonomian industrian lokal.(foto : kominfo kab. banjar)

Sementara itu, Plt Kadisbudporapar Banjar sekaligus ketua panitia pelaksana festival, Rija Rusadi menyampaikan, Festival yang usung konsep Hybrid tersebut, diisi dengan sejumlah kegiatan.

Antara lain ungkap Rija, pasar terapung ekonomi kreatif, lomba jukung hias, balap jukung B2 acil Lok Baintan, lomba videografi on the spot, serta pentas seni budaya.

“Festival Pasar Terapung tahun ini diikuti 500 pedagang dan stan pasar terapung ekonomi kreatif,” ujarnya.

Rija menambahkan, melalui festival tahunan ini targetnya adalah mempromosikan destinasi wisata dan daya tarik yang ada di Kabupaten Banjar untuk meningkatkan arus kunjungan wisatawan Nusantara ataupun wisatawan mancanegara.

“Kami juga ingin membentuk opini Kabupaten Banjar sebagai tempat yang aman dan potensial untuk berinvestasi dan berwirausaha,” tambahnya.

Sahara, salah seorang pengunjung Festival Pasar Terapung mengaku, antusias dengan festival tahun ini yang banyak variasi acaranya.

“Fetival pasar terapung tahun ini rame sekali, tidak hanya aktivitas pedagang di pasar terapung, tetapi juga banyak kegiatan lainnya, harus dipertahankan, kalau bisa tahun depan, waktu acaranya di perpanjang, satu minggu misalnya, jadi banyak kesempatan bagi yang ingin berkunjung tapi berhalangan di Sabtu Minggu masih bisa ikut menyaksikan,” cetusnya.

Pasar Terapung Alami Yang Bertahan Ratusan Tahun

Pasar Terapung Lok Baintan atau Pasar Terapung Sungai Martapura adalah sebuah pasar terapung tradisional yang berlokasi di Desa Lok Baintan, Kecamatan Sungai Tabuk, Banjar.

Secara umum, Pasar Terapung Lok Baintan tak beda dengan Pasar Terapung di Muara Sungai Kuin/Sungai Barito.

Keduanya sama-sama pasar tradisional di atas perahu atau dalam bahasa Banjar disebut jukung, yang menjual beragam dagangan, seperti hasil produksi pertanian/perkebunan dan berlangsung tidak terlalu lama, paling lama sekitar tiga hingga empat jam.

Dikutip dari laman disbudporapar.banjarkab.go.id, Pasar terapung ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banjar.

Pasar Terapung Lok Baintan, disebutkan sudah berlangsung sejak abad 18 di sepanjang pesisir aliran Sungai Martapura.

Rata-rata para pedagang berasal dari kampung sekitar diantaranya seperti Sungai Lenge, Sungai Bakung, Sungai Paku Alam, Sungai Saka Bunut, Sungai Madang, Sungai Tanifah, dan Sungai Lok Baintan.

Pasar Terapung Lok Baintan sudah berlangsung sejak abad 18 di sepanjang pesisir aliran Sungai Martapura salah satu titik kumpul berada di daerah Lok Baintan (foto : dok//newsway.co.id)

Di sepanjang pesisir aliran Sungai Martapura, terlihat konvoi perahu menuju lokasi pasar terapung. Perahu ini milik pedagang dan petani dari berbagai anak Sungai Martapura, seperti Sungai Lenge, Sungai Bakung, Sungai Paku Alam, Sungai Saka Bunut, Sungai Madang, Sungai Tanifah, dan Sungai Lok Baintan, dimana mereka akan memasarkan hasil kebun mereka di sana.

Untuk menuju pasar terapung Lok Baintan dari pusat kota bisa ditempuh dengan dua cara.

Cara pertama menyusuri sungai Martapura dengan menggunakan kelotok, sejenis sampan bermesin.

Dengan kelotok, perjalanan dari pusat Kota Martapura, atau lewat Kota Banjarmasin, cara kedua dengan menggunakan kendaraan darat seperti mobil atau motor.

Aktivitas perdagangan dimulai setelah Sholat Subuh berakhir, sampai dengan pukul 09.30 WITA, pedagangnya didominasi perempuan dengan memakai tutup kepala (tanggui).

Pedagang di Pasar Terapung Lok Baintan didominasi perempuan dengan memakai tutup kepala (tanggui) yang kebanyakan terbuat dari daun nipah. (foto : disporabudpar kab. banjar)

Mereka menjual berbagai dagangan, seperti sayur-mayur, buah-buahan, kue-kue tradisional, dan lain-lain.

Di pasar terapung ini masih berlaku sistem barter, dan uang bukan merupakan alat transaksi utama di pasar terapung ini.

Umumnya, dagangan yang akan dibarter adalah hasil bumi berupa sayur mayur dan buah-buahan.

Besaran dan keberimbangan jumlah hasil barter tergantung kesepakatan antarkedua belah pihak.

Jika sepakat, maka masing-masing akan mendapatkan barang sesuai keinginan dan selanjutnya digunakan untuk keperluan pribadi di rumah.

(liputan khusus)

Tinggalkan Balasan

Latest from Blog