NEWSWAY.ID, PULANG PISAU – Beternak bebek petelur kini menjadi usaha yang menjanjikan dengan potensi keuntungan jutaan rupiah per hari.

Bahrianoor, seorang pemuda asal Kabupaten Pulang Pisau, melihat peluang ini dan memutuskan untuk menekuni usaha tersebut.

Saat ditemui di kediamannya pada Jumat (30/8/2024), Bahrianoor mengungkapkan bahwa ketertarikannya pada beternak bebek berawal dari hobi.

Seiring berjalannya waktu, ia melihat potensi bisnis yang besar dan memutuskan untuk serius menekuni usaha ini.

“Awalnya, ini hanya hobi. Namun, setelah melihat peluang dan potensi yang ada, saya memutuskan untuk mengembangkannya. Sebelumnya, saya bekerja di sebuah kantor pemerintahan dan menabung dari penghasilan tersebut. Pada tahun 2020, saat awal pandemi COVID-19, saya memutuskan untuk berhenti bekerja dan mulai serius beternak bebek petelur,” ungkap Bahrianoor.

Bahrianoor memulai usaha ini dengan satu kandang dan kini telah berkembang menjadi lima kandang dengan populasi sekitar 4.500 bebek petelur.
Usahanya mampu menghasilkan sekitar 3.000 butir telur per hari. Namun, selama masa pergantian bulu, bebek-bebek ini tidak bertelur selama tiga minggu, dan setelah bulunya tumbuh kembali, produksi telur berlanjut selama satu tahun.
Bahrianoor menjelaskan bahwa modal awal untuk usaha ini mencapai Rp 60 juta, yang digunakan untuk membangun kandang dan membeli bebek siap bertelur.
Namun, modal tersebut ternyata belum cukup, sehingga ia harus meminjam dana tambahan dari bank.
“Tantangan awalnya cukup berat. Saya belum sepenuhnya memahami ritme pakan dan penjualan di pasar. Bebek saya sempat terkena virus, yang menyebabkan kerugian sekitar Rp 9 juta. Namun, saya belajar dari pengalaman tersebut, dan sekarang saya sudah bisa mengantisipasi berbagai tantangan,” jelasnya.

Kini, Bahrianoor meraih keuntungan jutaan rupiah setiap harinya. Satu butir telur dijual seharga Rp 2.700. Telur bebek yang dihasilkan cenderung stabil di pasaran dan digunakan dalam berbagai olahan, seperti martabak dan telur asin.
Bahrianoor juga memasok telur ke kota-kota besar seperti Palangka Raya dan Banjarmasin, di mana pembeli sering datang langsung ke kandangnya. Selain itu, bebek yang sudah tidak produktif dijual per ekor.
Bahrianoor juga menjelaskan bahwa pakan bebek yang ia gunakan praktis karena sudah tercampur dengan protein dan kandungan lainnya, sehingga telur yang dihasilkan berkualitas tinggi dan tidak cepat busuk.
“Dari segi keuntungan, saya bisa mendapatkan pendapatan kotor Rp 5 juta hingga Rp 6 juta per hari, tergantung pada kuantitas bebek. Jika semua lima kandang penuh, pendapatan bersih sehari bisa mencapai Rp 2 juta,” ujar Bahrianoor.
Saat ini, Bahrianoor dibantu oleh dua pekerja yang bertugas mengumpulkan telur, menyusun di rak, dan memasarkan hasilnya.
Ke depannya, ia berencana untuk mengembangkan usahanya dengan mulai melakukan pembibitan dan produksi pakan sendiri.
“Dengan bisa menguasai pembibitan, produksi pakan, dan pemasaran, kesuksesan sebagai peternak bebek petelur pasti bisa diraih,” pungkas Bahrianoor.