NEWSWAY.CO.ID, KAPUAS – Desa Sei Ahas adalah Desa yang terletak di Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, yang dimana masyarakat Desa Sei Ahas hidup dan tinggal di aliran sungai Kapuas.

Herlina Sukmawati, adalah seorang Guru di Sekolah Dasar (SD) di desa Sei Ahas. Dia bercerita suka duka hidup di di pinggiran Sungai Kapuas.


“Kami hidup sudah turun menurun, dari nenek moyang kami orang Dayak yang tinggal di sepanjang aliran sungai Kapuas, pada jaman dulu tidak ada transportasi darat, sungai adalah salah satunya akses jalan dan menggunakan transportasi perahu,” kata Herlina, Senin (9/12/2024).

Menurut Herlina, tinggal di pinggiran aliran sungai Kapuas, adalah identitas dirinya sebagai orang Dayak, dimana hidup berdampingan di pinggiran sungai.

Alasannya, selain sungai digunakan untuk sanitasi, juga sebagai satu – satunya jalan yang digunakan masyarakat untuk bepergian ke hutan bahkan untuk menuju kota.
Herlina menambahkan, tinggal di aliran sungai, ada suka dan dukanya. tidak enaknya jika turun hujan dengan intensitas tinggi, pasti kebanjiran karena air sungai akan pasang.
Air ini kiriman dari desa lain yang berada di Hulu, lanjut Herlina seperti dari desa Pujon, selain air yang pasang, biasanya air datang dengan sampah yang akhirnya sungai yang digunakan untuk sanitasi menjadi kotor.

Seperti saat ini, jelas Herlina sudah satu minggu air pasang sampai masuk kedalam rumah, dengan ketinggian lutut orang dewasa.
“Air pasang datangnya jam 2 pagi, sehingga pagi – pagi masyarakat rame untuk memindahkan barang berharga. Kemudian membuat ranjang tidur dadakan yang di tempelkan ke dinding rumah karena rumah kami kebanyakan masih menggunakan kayu,” ujar Herlina.
Banjir pasang surut, kata Herlina sudah 3 kali terjadi dengan intensitas yang cukup tinggi. Pertama pada 2005, kedua 2015 dan sekarang sudah 1 minggu belum surut.
Herlina menjelaskan banjir ini akibat banyaknya perusahaan yang membabat hutan, sehingga terjadi banjir.
MULAI DISERANG PENYAKIT KULIT
Herlina menyampaikan, saat ini masyarakat sudah mulai terkena penyakit kulit, diare dan batuk pilek akibat banjir yang tidak kunjung surut.
Herlina berharap, pemerintah bisa memperhatikan keadaan masyarakat yang sekarang susah untuk beraktivitas seperti menyadap karet akibat banjir. Mengharapkan adanya bantuan seperti sembako maupun obat-obatan.