Petani Semangka Desa Henda Raup Ratusan Juta Sekali Panen

Kebun Semangka di Desa Henda milik Erna saat di panen ( Foto : Winda/newsway.co.id

NEWSWAY.CO.ID, PULANG PISAU – Petani semangka di Desa Henda, Kecamatan Jabiren Raya, sedang panen raya buah semangka.

~ Advertisements ~
~ Advertisements ~

Salah satu petani bernama Erna menyampaikan, dirinya tahun ini menanam semangka dilahan seluas 1 hektar.

~ Advertisements ~
~ Advertisements ~
~ Advertisements ~

Dari lahan yang ia tanami tersebut, Erna memgaku hasilnya menguntungkan, namun dirinya harus fokus untuk bertani dan merawat semangka saja, tidak ada yang lain.

~ Advertisements ~

“Sekali tanam di lahan satu hektar kurang lebih ada dua ribu pohon, tentunya saya fokus untuk merawatnya. Setelah panen pengasilan yang didapatkan kisaran Rp 100 juta, tetapi hasil itu belum termasuk pemotongan modal yang dikeluarkan,” kata Erna, Sabtu (8/3/2025).

~ Advertisements ~

Menurut Erna, setiap petani semangka semangat karena hasilnya memuaskan, apalagi menurutnya pemasaran juga tidak sulit.

“Hasil panem kami jual kepada tengkulak dan pembelinya dari Surabaya, Jawa Timur, diangkut menggunakan teronton,” ucapnya.

Harga jualnya, lanjut Erna, sesuaikan dengan ukuran, untuk yang kualitas kelas A, eceran Rp 10.000.

“Dijual ke tengkulak, Rp 7000-Rp 8000 per kilo. Sementara untuk kualitas kelas B Rp 6000 per kilogram, kelas C Rp 4500 per kilogramnya,” bebernya.

Namun menurut Erna juga banyak kendala dihadapi selama bertani semangka, terutama penyiapan lahan, tiga bulan sebelum nanam.

Setelah pembukaan lahan, kadang musim kemarau lebih panjang dari musim hujan, atau sebaliknya.

“Karena bertani semangka ini, musim kemarau dan musim hujan seimbang, maka hasilnya juga bagus,” kata Erna.

Selain itu, kata Erna perjuangan awalnya sulit karena membutuhkan modal yang sangat banyak, paling sedikit Rp 20 juta untuk lahan seluas 1 hektar.

“Modal tersebut untuk membeli pupuk kimia yang harganya sangat mahal, bibit dan pengupahan. Bibit yang digunakan semangka Amara, daging buah didalamnya warna merah tanpa berbiji dan berkulit tipis, sehingga tidak bertahan lama ketika dibawa perjalanan jauh,” katanya.

Sebenarnya menurut Erna ada bibit lain seperti Inden, daging buah warna kuning, kemudian jenis Madrid, tebal kulitnya sehingga bisa bertahan lama saat dibawa dalam perjalanan jauh.

“Pada saat panen begini kendalanya jika musim hujan maka jalan berlumpur dan sulit dilalui. Sehingga menghambat untuk mengeluarkan hasil panen,” ungkapnya.

Erna jugaengharapkan adanya bantuan bibit yang berkualitas, serta pupuk untuk meringankan beban para petani.

“Memang ada pupuk bersubsidi, tetapi kualitasnya tidak bagus. Sehingga petani membeli pupuk dengan kualitas yang lebih bagus ke toko dengan harga yang lebih mahal,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Latest from Blog