NEWSWAY.CO.ID, BANJARMASIN – Sistem patriarki atau budaya yang memihak laki-laki di Indonesia masih melekat dan berdampak pada pola pengasuhan dalam keluarga.
Dampaknya, figur ayah menjadi kurang terlihat sementara ibu yang paling menonjol dalam hal tugas rumah tangga serta pengasuhan anak.
Dari data UNICEF tahun 2021, sebanyak 20,9% anak yang tumbuh tanpa kehadiran sosok ayah. Hal itu disebabkan oleh perceraian, kematian, hingga pekerjaan ayah yang jauh dari keluarga.
Budaya patriarki dalam pola pengasuhan menyebabkan kurangnya dukungan dari perkembangan emosional dan kesehatan mental sang anak. Hal itu berlaku bagi anak laki-laki maupun perempuan lantaran individu yang kurang dihargai dan seringkali diabaikan.
Berdasarkan hal tersebut, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN) Republik Indonesia berinisiasi membuat Gerakan Ayah Teladan Indonesia atau disingkat GATI.
Program tersebut bertujuan mendorong ayah maupun calon ayah agar lebih peduli tentang keterlibatan figur ayah dalam pengasuhan anak sekaligus pendampingan remaja.
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Wihaji menuturkan, tiap anak tidak hanya membutuhkan sentuhan yang bersifat fisik tapi juga batin.
“Sentuhan batin itu Insya Allah kalau ayah hadir akan ada keterikatan, ini juga ada hubungannya dengan fatherless,” kata Wihaji dalam kanal Youtube Kemendukbangga/BKKBN, Minggu (1/6/2025).
Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) di Kota Banjarmasin
Dalam puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 Tingkat Kota Banjarmasin, Wali Kota Banjarmasin, M Yamin HR secara resmi mencanangkan Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) di hadapan para pimpinan SKPD lingkup Pemerintah Kota Banjarmasin.
“Dengan mengucapkan basmalah, pada hari ini 28 Juni 2025 secara resmi saya canangkan Gerakan Ayah Teladan Indonesia di Kota Banjarmasin,” ucap Yamin, pada Sabtu (28/6/2025).
Yamin berpendapat, GATI adalah sebuah gerakan mulia yang menekankan pentingya peran ayah dalam pembentukan karakter, menjaga ketahanan, serta menjadi panutan bagi anak dan keluarga.
“Peran ayah bukan hanya pencari nafkah tetapi juga pendidik, pelindung, dan penguat pondasi muara dalam rumah tangga,” terangnya.
Kemudian Pemimpin Kota Seribu Sungai menambahkan, melalui gerakan ini diharapkan akan tumbuh lebih banyak figur ayah yang bijak, peduli dan aktif dalam tumbuh keberhasilan program pembangunan keluarga di Kota Banjarmasin.
“Atas nama Pemerintah Kota Banjarmasin kita harus menggencarkan sosialisasi bahwa pentingnya seorang ayah dalam memberi perhatian kepada anak-anaknya,” tutup Yamin.