Waspada Rabies, Kucing Jadi Hewan Terganas di Kabupaten Banjar

Gigitan kucing termasuk tertinggi angka GHPR di Kabupaten Banjar (Foto : ilustrasi/newsway.co.id)

NEWSWAY.CO.ID, MARTAPURA – Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar mencatat 34 kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) hingga hari ini. Angka ini mencakup total kasus data yang diberikan oleh Rumah Sakit dan Puskesmas di Kabupaten Banjar.

Data yang diperoleh adalah gigitan hewan penular rabies, bukan berarti hewan atau korban langsung positif rabies. Penanganan dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjangkit rabies.

~ Advertisements ~

Pengelola Zoonosis Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, Andy menjelaskan bahwa dari 34 kasus GHPR tersebut, tidak semuanya merupakan warga Kabupaten Banjar.

~ Advertisements ~

“Beberapa pasien berasal dari kabupaten lain yang berdekatan, seperti Banjarbaru, yang dirujuk ke Rumah Sakit Ratu Jaleha. Kami tetap melayani mereka dan menginput data ini dalam laporan,” ucap Andy.

~ Advertisements ~

Andy mengatakan, pasien memiliki kebebasan memilih fasilitas kesehatan mana yang nyaman bagi mereka. Jika mereka memilih Rumah Sakit Ratu Zalecha, penanganan akan tetap dilakukan di sana.
Kabar baiknya, dari seluruh kasus gigitan hewan penular rabies yang dilaporkan, tidak ada korban yang meninggal dunia.

~ Advertisements ~

“Semuanya sembuh, tidak ada yang meninggal untuk laporan kita,” tegasnya.

Data menunjukkan bahwa hewan yang paling banyak menyebabkan gigitan adalah kucing, diikuti oleh anjing, dan kemudian monyet.

“Kasus gigitan ini berasal dari hewan peliharaan rumah pemilik maupun hewan liar,” ujar Andy.

Pencegahan dan Kolaborasi Lintas Sektor
Untuk menekan angka GHPR, Dinas Kesehatan mengimbau masyarakat untuk selalu mewaspadai hewan penular rabies.

Andy menekankan pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD) bagi mereka yang berinteraksi dengan hewan penular rabies, terutama bagi tim penyelamat.

“Tim penyelamat dari Damkar sering menangani hewan-hewan seperti anjing liar atau kucing. Teman-teman dari Dinas Pertanian juga turut serta dalam penanganan hewan, termasuk vaksinasi,” jelas Andy.

Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar telah lama berkolaborasi dengan Dinas Pertanian dalam program vaksinasi rabies pada hewan.

“Vaksinasi hewan memang ranah teman-teman Dinas Pertanian. Mereka punya program vaksin gratis yang sering berjalan, seperti sosialisasi di pasar-pasar dengan menggunakan mobil vaksin,” kata Andy.

Pengelola Zoonosis Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, Andy (Foto : Muhammad Ervan Ariya Ramadani/newsway.co.id)

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kekebalan hewan terhadap rabies, sehingga menekan risiko penularan ke manusia.

Andy menjelaskan, tentang langkah penanganan pertama jika digigit hewan agar dapat mengurangi risiko penularan rebies.

“Cuci luka dengan air sabun selama 10 sampai 15 menit. Ini dapat mencegah penularan rabies hingga sekitar 80 persen, setelah itu segera datangi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan vaksin rabies,” jelasnya.

Data GHPR di Kabupaten Banjar dari Dinas Kesehatan Banjar (Foto : Muhammad Ervan Ariya Ramadani/newsway.co.id)

Masyarakat juga perlu mewaspadai gejala rabies pada manusia, antara lain demam, takut air, takut matahari, dan takut angin.

Peringatan bagi pemilik hewan, berdasarkan data GHPR yang tergolong lumayan tinggi, Andy menyampaikan pesan penting kepada pemilik hewan.

“Kami menghimbau masyarakat Kabupaten Banjar untuk selalu memvaksin hewan-hewan peliharaannya seperti kucing dan anjing,” tutur Andy.

Vaksinasi adalah langkah krusial untuk melindungi hewan peliharaan dan mencegah penularan rabies kepada manusia.(nw)

Tinggalkan Balasan

Latest from Blog