NEWSWAY.CO.ID, BANJARBARU – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mengambil langkah strategis dalam menghadapi potensi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dengan menggelar Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan Karhutla Tahun 2025, Senin (4/8/2025) di Gedung KH Idham Chalid, Kawasan Perkantoran Gubernur Kalsel, Banjarbaru.

Rapat yang dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel ini dipimpin langsung oleh Gubernur H Muhidin dan dihadiri berbagai unsur penting mulai dari Forkopimda, TNI, Polri, relawan, tenaga ahli, hingga pimpinan daerah dari 13 kabupaten/kota se-Kalsel, termasuk Wakil Bupati Banjar, Habib Idrus Al Habsyi.

Gubernur Kalsel H Muhidin dalam sambutannya menegaskan, sinergi lintas sektor sangat dibutuhkan dalam menghadapi ancaman karhutla yang meningkat seiring memasuki musim kemarau. BMKG memprediksi puncak kemarau akan terjadi pada Agustus 2025, dengan wilayah barat Kalsel menjadi zona paling rawan.

“Berdasarkan pantauan Hari Tanpa Hujan (HTH) pada Juli lalu, sebagian besar wilayah kita telah masuk kategori kering, bahkan beberapa sudah tergolong sangat panjang tanpa hujan. Ini alarm serius. Pemda harus siaga penuh dan masyarakat perlu diedukasi agar tidak membuka lahan dengan cara membakar,” ucapnya.
Ia juga menyoroti pentingnya pengelolaan air bersih selama kemarau. Krisis air bersih menjadi risiko yang tak kalah besar jika tak ditangani secara proaktif. Pemerintah mendorong optimalisasi sumber air alternatif seperti embung, sumur resapan, dan penampungan air hujan.
“Bencana karhutla bukan hanya soal kebakaran saja. Kabut asap yang ditimbulkan bisa menurunkan kualitas udara, mengganggu kesehatan dan melumpuhkan aktivitas ekonomi serta pendidikan. Maka dari itu, antisipasi harus dilakukan secara menyeluruh,” tegasnya.
Koordinasi dan aksi nyata di lapangan menjadi kunci utama untuk menekan risiko karhutla yang hampir setiap tahun menjadi ancaman serius bagi daerah ini. (nw)