NEWSWAY.CO.ID, PULANG PISAU – Postingan di Media Sosial diduga keluarga dari orang tua siswa di Pulang Pisau, mengeluhkan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagikan ke siswa sekolah.
Dalam postingan yang sempat menuai respon beragam tersebut menyoroti soal nasi yang dianggap keras serta dugaan penggunaan tempe yang lama.
Ketua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi ( SPPG) Pulpis Mara Yuliana menjelaskan, menu makanan yang disiapkan tidak sembarang, dipantau langsung oleh ahli gizi.
“Setiap menu masakan itu diolah masing-masing divisi, setiap divisi ada koordinatornya, dipantau langsung ahli gizinya,” kata Mara, Selasa (16/9/2025).
Mara menjelaskan setiap hasil masakan, dicek langsung oleh asisten lapangan dan ahli gizi yang sudah standby sejak subuh.
Bahkan pengecekan dilakukan dengan detail, termasuk suhu dari makan yang akan didistribusikan.
“Menu makanan disiapkan secara bertahap. Trip pertama untuk TK karena pulang sekolah lebih cepat. Kemudian dilanjutkan untuk SD, SMP dan SMA tripnya jam 9 pagi,” jelasnya.
Selain itu, sampel setiap makan juga diambil dan disimpan selama 2 kali 24 jam, hal itu dilakukan untuk mengantisipasi apabila ada keracunan, sampel tersebut yang diberikan untuk diperiksa di laboratorium, memastikan apakah keracunan karena menu MBG atau tidak.
Dijelaskan Mara untuk jumlah kalori, balita minimal 300 sampai 400 kalori. Untuk SD kelas 4 sampai SMA, itu kalorinya dari 500 sampai 600. Ibu hamil 600 sampai 800 kalori.
Untuk sayur, balita 25 gram, SD kelas 4 sampai SMA, itu juga pakai 25 gram. Kemudian untuk Ibu Hamil 50 gram.
“Kenapa di situ ada kacang, karena kita wajib menggunakan dua protein, protein hewani dan protein nabati. Jadi protein hewani ini seperti ikan, ayam, telur. Untuk protein nabatinya sendiri itu, kita cuma punya 3 pilihan. Ada tempeh, tahu dan kacang,” ujar Mara.(nw)