NEWSWAY.CO.ID, BANJARMASIN – Sejak 1 Februari 2025, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Basirih terkena sanksi administrasi dan dilarang menerima pembuangan sampah. Kondisi ini membuat Kota Banjarmasin mengalami darurat sampah, mengingat volume sampah harian mencapai 400–500 ton.
Dalam satu bulan setelah penutupan, sampah menumpuk di sejumlah Tempat Penampungan Sementara (TPS), bahkan meluber ke jalan. Hal ini disebabkan jarak pembuangan alternatif yang jauh, sementara kapasitas armada pengangkut tidak sebanding dengan volume sampah yang harus diangkut setiap hari.
Kepala Bidang Kebersihan dan Pengelolaan Sampah DKP3 Banjarmasin, Marzuki SE MA mengatakan, pemerintah kota bergerak cepat dengan status darurat sampah.
“Lambat laun kita harus melakukan kegiatan darurat sampah, sehingga bisa mengelola dan menangani dengan baik. Faktanya sekarang tidak ada lagi sampah yang menumpuk di TPS,” ujarnya.
Menurut Marzuki, pihaknya memaksimalkan armada pengangkut dan fasilitas persampahan yang ada, meski terbatas, sekaligus mengurangi sampah sejak dari sumbernya. Setelah Ramadan 2025, kondisi persampahan mulai terkendali. Penumpukan di TPS tidak lagi terjadi, berkat langkah sosialisasi dan gerakan kolektif masyarakat.
“Upaya ini berhasil mengurangi sampah hingga 30 persen dari volume awal. 30 persen saja sudah cukup signifikan. Tapi ke depan kita berharap ada peningkatan fasilitas, seperti TPS 3R (Reduce, Reuse, Recycle), bank sampah induk, bank sampah unit, penambahan fasilitas pengolahan, hingga pemilahan berbasis teknologi,” jelas Marzuki.
Ia menambahkan, ada lima faktor penting yang harus diperhatikan agar penanganan sampah berjalan optimal, yakni kelembagaan, sarana dan prasarana, pembiayaan, partisipasi masyarakat, serta dukungan usaha.
“Kelima faktor ini harus berjalan paralel. Jika salah satunya tidak berjalan, akan menjadi hambatan besar. Partisipasi masyarakat sangat krusial, tanpa itu penanganan sampah akan sulit berhasil,” tegasnya.
Dengan strategi darurat, pemaksimalan fasilitas, serta partisipasi aktif masyarakat, Banjarmasin berupaya keluar dari krisis persampahan pasca penutupan TPA Basirih. Pemerintah optimis, langkah ini menjadi momentum untuk membangun sistem persampahan yang lebih berkelanjutan di masa depan. (nw)
(Reporter newsway.co.id, Batola / Banjarmasin : Aminah).