NEWSWAY.CO.ID, BANJARBARU – Suasana penuh semangat dan kebersamaan menyelimuti Kalimantan Selatan saat provinsi ini menjadi tuan rumah salah satu puncak perayaan Hari Anak Nasional (HAN) 2025. Mengusung tema besar “Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045”, peringatan HAN tahun ini tampil beda dengan konsep desentralisasi yang memberi ruang lebih besar bagi daerah untuk berkreasi dan merayakan bersama masyarakatnya.

Tak seperti tahun-tahun sebelumnya yang terpusat di satu lokasi nasional, tahun ini Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI mengajak seluruh daerah untuk merayakan HAN secara serentak dan merata di wilayah masing-masing. Hal ini disampaikan dalam sambutan Menteri PPPA Arifah Fauzi, yang dibacakan oleh Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak, Pribudiarta Nur Sitepu, di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Selasa (7/10/2025).
“Kini, peringatan HAN menjadi milik bersama. Dari pusat hingga desa, dari sekolah hingga komunitas, semuanya bergerak untuk memperingati dan menguatkan komitmen terhadap pemenuhan hak anak,” kata Pribudiarta.
Salah satu agenda utama HAN di Kalimantan Selatan yakni Pengukuhan Ayah Bunda Forum Anak Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota, sebuah langkah konkret untuk memperkuat peran orang dewasa dalam mendampingi Forum Anak di berbagai tingkatan.
Menurut Pribudiarta, kehadiran Ayah Bunda Forum Anak bentuk nyata kepedulian pemerintah daerah dalam memastikan suara anak didengar dalam proses pembangunan.
“Kepala daerah yang terlibat dalam inisiatif ini menunjukkan komitmen serius. Anak-anak tidak lagi hanya sebagai objek, tetapi subjek aktif dalam pembangunan,” tegasnya.
Forum Anak telah menjangkau hingga ke tingkat desa di Kalimantan Selatan. Dengan pembinaan dari para Ayah dan Bunda Forum Anak, ruang partisipasi anak-anak menjadi lebih luas dan terstruktur, sejalan dengan semangat 2P (Pelopor dan Pelapor) yang diusung Kementerian.
Perayaan HAN ke-41 ini tidak hanya menjadi ajang seremoni, melainkan juga sarana untuk menginternalisasi enam nilai dasar pembentukan karakter anak: Berakhlak Mulia, Bahagia, Peduli, Berani, Cerdas, dan Solidaritas. Nilai-nilai ini diharapkan menjadi pondasi dalam menyiapkan generasi unggul yang siap menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Anak-anak kita butuh lebih dari sekadar pendidikan akademik. Mereka butuh karakter kuat, empati, dan kepedulian terhadap lingkungan dan sesama,” ujar Pribudiarta.
Data Kementerian menunjukkan, saat ini telah terbentuk lebih dari 13.000 Forum Anak di desa/kelurahan, 3.000 lebih di tingkat kecamatan, dan hampir 500 Forum Anak kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Forum-forum ini menjadi kanal strategis agar anak-anak bisa menyampaikan aspirasi, terlibat dalam perencanaan, dan ikut serta dalam pengawasan kebijakan yang berdampak pada kehidupan mereka.
“Pembangunan harus berbasis kebutuhan nyata anak-anak. Mereka tahu apa yang mereka butuhkan, dan Forum Anak adalah tempat mereka bersuara,” tambahnya.
Peringatan HAN 2025 juga menjadi ajakan bersama untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari kekerasan, diskriminasi, dan perundungan. Pemerintah mendorong peran aktif semua pihak—keluarga, sekolah, masyarakat, dunia usaha, hingga media—untuk terlibat dalam membangun ekosistem ramah anak.
“Kita tidak hanya merayakan, tapi menggerakkan. Semua elemen bangsa harus ambil bagian dalam menciptakan ruang yang aman dan mendukung bagi anak-anak,” ujar Pribudiarta menutup sambutannya.
Kalimantan Selatan membuktikan peringatan Hari Anak bisa menjadi lebih dari sekadar rutinitas tahunan. Ia bisa menjadi titik tolak gerakan sosial yang melibatkan semua pihak dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa. Karena masa depan Indonesia terletak di tangan anak-anak hari ini—anak-anak yang hebat, anak-anak yang kuat. (nw)*