Diskusi Keagamaan Spesial Hari Santri di Banjar Soroti Isu Endorse Pelaku LGBTQ+

23 Oktober 2025
Pembukaan hari santri 2025 oleh Wakil Bupati Banjar serta dibacakannya semua rangkaian acara yang akan dilaksanakan (Foto : Muhammad Ervan Ariya Ramadani/newsway.co.id)

NEWSWAY.CO.ID, MARTAPURA – Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2025, Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) Kabupaten Banjar menggelar forum keagamaan yang membahas isu-isu aktual di masyarakat. Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung pada Kamis malam (23/10/2025) di Ruang Terbuka Hijau Alun-Alun Ratu Zalecha Martapura, selepas salat Isya.

Forum yang dikenal dengan nama Bahtsul Masail ini menjadi salah satu agenda penting dalam rangkaian perayaan Hari Santri di Kabupaten Banjar. Diskusi tersebut menghadirkan para ulama dan tokoh agama untuk membedah persoalan kontemporer dari sudut pandang fikih Islam.

Ketua Panitia Hari Santri 2025, Ainuddin menyampaikan, Bahtsul Masail merupakan ruang strategis bagi kalangan santri dan masyarakat untuk menyelami problematika zaman melalui pendekatan ilmiah dan keagamaan.

“Forum ini tidak hanya menjadi ajang diskusi, tapi juga sarana edukasi agar umat memahami berbagai fenomena dengan perspektif syariat,” ucapnya.

Salah satu topik yang akan dibahas dalam forum kali ini adalah fenomena dukungan atau promosi terhadap pelaku LGBTQ+ di media sosial, yang kian marak di beberapa daerah, termasuk Kalimantan Selatan.

Kasus ini mencakup praktik endorsement oleh pelaku usaha kecil hingga penyedia layanan umrah, yang memanfaatkan popularitas figur LGBTQ+ untuk memasarkan produk mereka.

Ainuddin mengatakan, pembahasan ini penting karena menyentuh ranah moral dan akhlak umat di era digital.

“Kami ingin ada kejelasan sikap dari perspektif keislaman, khususnya bagi pelaku usaha maupun masyarakat umum, agar tidak ikut serta dalam mempromosikan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran agama,” jelasnya.

Lebih dari sekadar diskusi, hasil dari forum ini diharapkan dapat menjadi rujukan etika dan pedoman sosial bagi umat Islam di daerah tersebut, terutama dalam menyikapi tren yang berpotensi menormalisasi perilaku menyimpang.

“Semoga keputusan dan hasil kajian dari para ulama nantinya mampu memberi arah moral dan memperkuat kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga nilai-nilai syariat,” tutur Ainuddin.

Bahtsul Masail rutin menjadi acara yang paling dinantikan dalam setiap peringatan Hari Santri di Banjar. Selain menyuguhkan kajian mendalam, kegiatan ini juga memperkuat ukhuwah di antara kalangan ulama, santri dan masyarakat umum.

Dengan peringatan Hari Santri tahun ini yang mengusung semangat “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia”, forum Bahtsul Masail menjadi wadah aktualisasi nilai-nilai pesantren dalam menghadapi tantangan zaman yang terus berkembang.(nw)

Tinggalkan Balasan

Latest from Blog