NEWSWAY.ID, MARTAPURA – Baayun Maulid di selenggarakan di Halaman Guest House Sultan Sulaiman, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, diikuti 200 peserta untuk balita dari usia 2 hingga 5 tahun, pada Selasa (26/9).


Sesuai dengan namanya kata Baayun artinya ayunan, sedangkan kata Maulid artinya kelahiran Nabi Muhammad.
Sehingga Baayun Maulid berati mengayun sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Melalui tradisi ini warga berharap anak-anak mereka bisa berakhlak mulia, seperti yang dimiliki Nabi Muhammad SAW.


Dari pantauan Newsway.id, Bayi-bayi itu nampak menikmati ayunan yang menggantung dan berjejer di halaman Guest House Sultan Sulaiman, Martapura, musik rebana mengalun merdu mengiringi prosesi Baayun Maulid.
Orang tua sang bayi berada didepannya, dengan tangan menengadah memanjatkan doa dan lantunan syair-syair Maulid Habsy, untuk mengikuti tradisi Baauyun Maulud, tradisi yang sudah mengakar kuat di masyarakat Banjar.



Itu tadi adalah suasana yang ada dalam tradisi Baayun Maulid sejak pagi ditempat tersebut.
Deretan ayunan yang terbuat dari kain sarung panjang atau tapih bahalai terlihat menggantung, meskipun terlihat sederhana, namun kain ayunan ini cukup kokoh karena terdiri dari tiga lapis kain.


Tak hanya itu saja, di atas ayunan juga tergantung berbagai hiasan seperti janur 7 macam, serta hiasan dari wadai banjar seperti cucur, ketan, pisang, cincin, apam dan lain-lain.
Bayi-bayi tersebut tersenyum manis, tenang menikmati gerakan ayunan meski beberapa kali sempat terdengar tangisan dari bayi di tengah acara.




Untuk mengikuti Baayun Maulid ada piduduk atau syarat upacara seperti beras, kelapa, gula merah, bumbu dapur, telur ayam, benang dan jarum.
Baayun Maulid ini dulunya memiliki nama Baayun anak, yang merupakan tradisi leluhur, kemudian saat masuknya Islam budaya tersebut dimodifikasi menjadi Baayun Maulid.
Plt Kadisbudporapar Kabupaten Banjar Irwan Jaya menjelaskan, tujuan dari kegiatan Baayun Maulid yakni, melestarikan budaya Banjar agar tetap eksis, terpelihara dan lebih dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat.
“Juga sebagai salah satu momen memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw, dan salah satu upaya merealisasikan visi serta misi Bupati Banjar yang Maju Mandiri dan Agamis,” ungkap Irwan dalam laporannya.
Orang tua salah satu peserta, Rahmah mengatakan, kegiatan Baayun Maulid ini sudah menjadi kebiasaan yang selalu ia ikuti setiap tahunnya.
“Tiap tahun selalu ikut Baayun Maulid di Musium Lambung Mangkurat, dan hari ini pertama kali mengikuti di Kabupaten Banjar, untuk mendapat keberkahan dari Maulid Nabi,” tuturnya.
Rahmah menceritakan, kebiasaan tersebut bermula saat dirinya yang sudah lama menginginkan buah hati namun tak kunjung terwujud.
“Kemudian disarankan untuk bernazar, nazarnya yakni kalau punya anak akan saya ikut sertakan Baayun Maulid, dan alhamdulillah tidak sampai satu tahun keinginan saya terwujud yakni memiliki seorang anak, jadilah dari tahun 2015 selalu mengikuti Baayun Maulid hingga saat ini,” jelasnya.
Menurut Rahmah, dengan mengikuti kegiatan Baayun Maulid diharapkan agar anaknya yang diayun selalu dalam keadaan sehat, tidak sakit-sakitan.
“Kita punya hajat masing-masing, semoga anak yang diikutkan menjadi Sholeh, Sholehah, dan mendapat keberkahan,” pungkasnya.