PULANG PISAU, NEWSWAY.ID – Sistem pendidikan di perkotaan cukup berbeda dengan di daerah pelosok atau terpencil.


Sistem pendidikan di perkotaan memiliki banyak keuntungan dan kemudahan dalam hal informasi dan teknologi yang sangat cepat, sedangkan di daerah pelosok yang mungkin tidak mendapatkan keuntungan yang sama atau bahkan mungkin berbanding terbalik dengan apa yang ada di daerah perkotaan.



Pelaksanaan Kurikulum Merdeka yang masih belum merata ini ucap Kepala dinas Pendidikan Sri Putri Pratiwi, adalah suatu permasalahan yang perlu mendapat perhatian serius.

Keterbatasan sumber data dan infrastruktur di banyak sekolah daerah terpencil, termasuk pedesaan, yang menghadapi kendala dalam akses terhadap perangkat teknologi yang kurang memadai.

Sri Putri Pratiwi saat di jumpai di kantornya selasa (23/1/2024) Jalan mentaren kecamatan kahayan Hilir pulang pisau menyampaikan, terkait Kurikulum merdeka, mestinya secara keseluruhan satuan Pendidikan di pulang pisau sudah menerapkan Kurikulum merdeka dalam menjalankan pengajaran.
“Karena untuk melakukan sistem pengajaran di satuan Pendidikan kita punya acuannya yaitu Kurikulum merdeka dan ini serentak di seluruh Indonesia,” ujar Sri.
Tidak di pungkiri menurut Sri perlu ada penyesuaian dalam mengimplikasikan Kurikulum ini, karena banyak istilah – istilah dalam penerapan pengajaran dengan metode yang lebih membangun kesadaran dan kemandirian siswa tentu tidak mudah.
“Ideal nya satuan Pendidikan mengacu pada Kurikulum merdeka ini, hanya saja ada beberapa kendala di satuan Pendidikan, salah satunya dari sumber daya manusianya dan dari sarana pra sarananya,” terang Sri.
Karena Kurikulum Merdeka tambah Sri, pembelajarannya tidak sama dengan cara mengajar dengan menggunakan Kurikulum sebelumnya, sehingga Kurikulum merdeka di Kabupaten Pulang Pisau belum semua satuan Pendidikan mengimplementasikan secara merata.
Sementara itu di temui di tempat yang berbeda, Newsway.id melakukan wawancara dengan salah satu guru yang ada di Kabupaten pulang pisau terkait penerapan Kurikulum Merdeka.
Marita Guru SDN Anjir pulang Pisau 3 menyampaikan, penerapan Kurikulum Merdeka sampai sejauh ini belum ada sosialisasi atau pelatihan secara khusus.
“Kami langsung saja di kasih Kurikulum Merdeka untuk diterapkan dalam pengajaran, dalam penerapan Kurikulum Merdeka sedikit sulit karena tidak di dukung dengan teknologi dan media – media untuk penerapan Kurikulum ini,” cetusnya.
Solusi yang dilakukan untuk bagaimana Kurikulum Merdeka ini berjalan, Rita menjelaskan dirinya melakukan berbagai metode dengan membawa anak- anak didiknya belajar di alam untuk menerapkan Kurikulum Merdeka ini.
Tak jarang ungkapnya, dirinya mengeluarkan dana sendiri, untuk menunjang kebutuhan dalam penerapan Kurikulum ini.
” Terkadang saya mengeluarkan uang sendiri, untuk memberi alat alat seperti gunting, dan bahan – bahan lainya untuk metode sesuai yang diarahkan di dalam Kurikulum Merdeka ini,” pungkasnya.