NEWSWAY.CO.ID, BANJARMASIN – Acara Bioskop Bisik Vol 4 yang diselenggarakan di Rumah Disabilitas Borneo, Selasa (5/8/2025), menjadi momen hangat untuk menyatukan seni dan keberagaman. Forum Sineas Banua, sebagai penyelenggara, menghadirkan ruang apresiasi film yang inklusif dan ramah disabilitas, khususnya tunanetra dan tunarungu.

Dengan menayangkan dua film pendek, Hantu Banyu dan Takutan Basunat, kegiatan ini didukung berbagai teknologi aksesibilitas seperti Visual Reader, Juru Bahasa Isyarat dan Teman Pendamping, agar semua peserta dapat menikmati pengalaman menonton film dengan cara yang sesuai kebutuhan mereka. Bahkan, beberapa peserta merasakan sensasi menonton dengan mata tertutup atau menggunakan wireless audio deskripsi.

Alex, tunanetra yang menjadi MC dalam kegiatan ini, memperkenalkan diri menggunakan nama panggilan isyarat, sebagai simbol identitas dalam komunitas tuli. Menurutnya, kegiatan ini bukan sekadar tontonan, melainkan bentuk nyata penghargaan terhadap eksistensi dan karya penyandang disabilitas.

“Kita bisa menghargai disabilitas melalui ruang seni,” ujarnya.
Perwakilan dari Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS), Iman, menyampaikan dukungan penuh terhadap kegiatan inklusif seperti Bioskop Bisik. Dalam sambutannya ia menegaskan, negara hadir untuk memperkuat kepercayaan diri penyandang disabilitas.
“Mulai hari ini dan ke depan, adik-adik tidak perlu merasa sendirian. Jangan ragu atau khawatir, kami ada di belakang kalian, menguatkan potensi dan siap bersinergi untuk program-program yang mendukung pengembangan diri,” ujar Iman dengan penuh semangat.
Ia juga menegaskan, keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk berkarya. Bahkan menurutnya, anak-anak tunanetra dianugerahi kelebihan dalam hal perabaan dan pendengaran, yang bisa menjadi kekuatan dalam dunia seni dan kreativitas.
“Kami yakin ada potensi luar biasa dalam diri kalian semua,” tambahnya.
Ia juga menyampaikan komitmennya untuk memperluas akses dan dukungan, baik dari segi fasilitas, ruang kreatif, hingga jejaring dengan mitra lainnya. Harapannya, ruang-ruang seperti Bioskop Bisik bisa berkembang menyentuh lebih banyak komunitas dan menciptakan peluang nyata.
“Insyaallah, kami akan menyuarakan ini agar dilihat seluruh khalayak. Jangan berhenti di sini. Kembangkan, lanjutkan dan tunjukkan bahwa kalian juga bisa berkarya,” tutupnya.
Dengan dukungan dari Kementerian Kebudayaan RI, LPDP, dan Dana Indonesiana, program ini akan terus digelar secara reguler. Forum Sineas Banua berharap, ruang inklusi tidak hanya menjadi tempat menonton, tetapi juga membuka jalan bagi disabilitas untuk menjadi bagian dari industri film sebagai kru, pemain, bahkan pembuat film. (nw)
Reporter newsway.co.id Batola / Banjarmasin : Aminah