NEWSWAY.CO.ID, MARTAPURA – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Banjar terus berupaya meningkatkan pelayanan dan pelestarian bahan pustaka guna mendorong minat baca masyarakat. Berbagai program inovatif telah digulirkan, mulai dari pemeliharaan arsip hingga perpustakaan keliling, meskipun menghadapi beberapa tantangan.
Kepala Seksi Pengembangan dan Pelayanan Bahan Pustaka, Ainah menjelaskan bahwa pihaknya secara berkala melakukan penyiangan buku, yakni menarik buku-buku yang sudah tidak relevan atau usang untuk kemudian diusulkan perbaikan.
“Kalau buku yang ada ini kami olah secara berkala. Misalnya ada buku yang rusak, kami perbaiki kembali sampulnya, dan lain-lain,” ucapnya saat diwawancarai, Selasa (15/7/2025).
Ia menegaskan bahwa ini bukanlah daur ulang, melainkan upaya perbaikan agar buku tetap layak baca.
Ainah mengatakan, salah satu program unggulan yang konsisten dijalankan adalah Perpustakaan Keliling. Ia menyebutkan bahwa kegiatan ini rutin dilaksanakan delapan kali dalam sebulan, ditambah empat kali layanan pada hari Minggu.
“Delapan kali itu ke sekolah-sekolahan, Sekolah SD, SMP, atau SD Rakyat di seluruh Kabupaten Banjar,” jelasnya.

Namun, kendala masih dialami dalam operasional perpustakaan keliling. Dari dua unit mobil yang seharusnya beroperasi, saat ini hanya satu yang dapat berjalan karena unit lainnya dalam proses perbaikan.
“Insyaallah tahun yang akan datang mungkin bisa dua unit mobilnya,” harap Ainah.
Jadwal kunjungan perpustakaan keliling biasanya berlangsung hingga pukul 13.00 WITA, tergantung jarak sekolah yang dituju.
Selain itu, untuk menarik minat baca, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan juga menyelenggarakan program Pemasarakatan Minat Baca. Program ini mengundang anak-anak sekolah, mulai dari TK hingga SD, untuk datang ke aula perpustakaan.
“Kegiatannya melalui storytelling, jadi ada narasumbernya yang bercerita,” katanya.
Kegiatan ini dilakukan dua kali dalam sebulan, dengan narasumber seperti Ibu Eni dari Kampung Dongeng atau pihak dari rumah baca setempat.
Meski demikian, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Banjar masih menghadapi kendala utama, yaitu kekurangan tenaga pustakawan.
“Kami ini pustakawan seharusnya banyak, diperlukan, ternyata sekarang baru 6 orang pustakawan itu,” tutur Ainah.(nw)