Dua Dekade Mengabdi, Syamsu Rizal Akhirnya Resmi Jadi P3K Paruh Waktu di Banjarbaru

by
20 Oktober 2025
M Syamsu Rizal usai menerima SK PPPK. (Foto : newsway.co.id)

Senyumnya mengembang, meski matanya tampak sedikit berkaca-kaca. Setelah 20 tahun mengabdi M. Syamsu Rizal menerima sebuah keputusan penting yang telah lama dinantikannya.

Ya. Setelah dua puluh tahun mengabdi sebagai tenaga honorer di lingkungan Pemerintah Kota Banjarbaru, ia akhirnya ditetapkan sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) paruh waktu. Bukan sekadar SK, tapi pengakuan atas dedikasi panjang yang ia tanamkan sejak 2005.

“Alhamdulillah, senang dan bangga sekali,” ucap Rizal lirih namun penuh syukur saat ditemui usai penyerahan SK di Banjarbaru, Swnin (20/10/2025).

Perjalanan Rizal bukan kisah instan. Ia memulai pengabdiannya di awal Maret 2005, saat pertama kali ditempatkan di Kecamatan Cempaka. Tiga tahun lamanya ia bekerja di sana, belajar memahami dinamika pelayanan publik dari lapisan bawah. Tahun 2008, ia dipindahtugaskan ke Dinas Perdagangan Kota Banjarbaru, tempat ia bertugas selama lebih dari satu dekade.

“Di Dinas Perdagangan saya banyak belajar. Dari tahun 2008 sampai 2024, rasanya seperti rumah kedua,” kenangnya.

Tahun 2024 menjadi titik balik baru. Ia dimutasi ke Pasar Bauntung Banjarbaru dan kini bertugas di Pasar Bauntung Banjarbaru. Meski lokasinya berpindah-pindah, semangatnya untuk tetap mengabdi tidak pernah surut.

Ia menyebut, justru dengan berpindah-pindah, ia bisa memahami karakter masyarakat Banjarbaru secara lebih luas dan mendalam.

Kini, dengan ditetapkannya sebagai P3K paruh waktu, ia merasa perjuangannya selama ini tidak sia-sia. Status baru ini memberi kepastian hukum dan kepastian masa depan yang selama ini hanya bisa diimpikan oleh banyak tenaga honorer.

“Kami sangat berterima kasih kepada Pemerintah Kota Banjarbaru, khususnya Ibu Wali Kota dan BKPSDM. Perhatian mereka terhadap honorer seperti kami sangat berarti. Akhirnya kami merasa diakui,” tutur Rizal.

Namun, di balik kebahagiaannya, ia tidak lupa pada rekan-rekan seperjuangan yang belum mendapatkan kesempatan yang sama. Ia menyadari masih banyak tenaga honorer yang tetap mengabdi meski belum juga diangkat menjadi P3K.

“Harapan saya ke depan, semoga pemerintah bisa lebih memfasilitasi dan memonitor kondisi kawan-kawan di lapangan. Kenapa mereka belum diangkat, apa kendalanya, itu perlu dicari tahu agar bisa segera dibantu,” ungkapnya penuh empati.

Rizal, pengabdian adalah panggilan hati. Dan hari ini, panggilan itu telah mendapat tempat yang layak: pengakuan dari negara. Sebuah penantian panjang selama dua dekade yang akhirnya terbayar lunas.

Tinggalkan Balasan

Latest from Blog