SETELAH kemarin saya membahas Neni Hendriyawaty yang kini menjabat wakil ketua DPRD setelah periode ke empat kembali lolos menduduki wakil rakyat di Kota Banjarbaru ini, kali ini newsway.id akan membahas srikandi lainnya.


Adalah Ririk Sumari, perempuan kelahiran 27 september 1976 pada periode ke empat ini menjabat sebagai ketua Komisi I DPRD Kota Banjarbaru.



Perempuan yang mengaku militansi Muhaimin Iskandar ini juga menjabat sebagai Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa Kota Banjarbaru, berpolitik beliau banyak belajar dari mendiang suaminya yang dulunya juga mantan ketua PKB Banjarbaru.

Perempuan satu anak ini mengaku tidak mudah untuk bertahan hingga empat periode, banyaknya pendatang baru satu daerah pemilihan yang sama, menurutnya masyarakat tentu juga mempunyai banyak pilihan.

Dengan santai, Ririk Sumari mulai bercerita panjang bagimana kiat-kiat dirinya hingga terus dipercaya masyarakat menjadi wakilnya di DPRD Kota Banjarbaru empat periode.
“Sebenarnya sih bukan bertahan tetapi memang intinya saya bisa sampai ini masuk periode yang keempat ini tentunya amanah masyarakat Banjarbaru kepada saya. Khususnya lagi di Kelurahan Sungai Ulin percaya dengan apa yang sudah saya kerjakan,” jelasnya dengan lugas.
Ririk juga menceritakan bagaimana dirinya harus terus menjaga komitmennya menjaga silaturahmi dan bisa meneruskan aspirasi masyarakat sehingga apa yang menjadi aspirasi masyarakat itu bisa difasilitasi.
“Saya berusaha membantu untuk bisa dikerjakan. Selama menjabat saya harus sering turun ke masyarakat sehingga kendala-kendala, misalkan keluhan dari masyarakat bisa diselesaikan,” jelasnya lagi.
Lantas saat ditanya apakah banyaknya keluhan masyarakat selalu diselesaikan dengan program-programnya menjadi anggota dewan.
“Tentunya iya, kemudian mengharapkan kami lebih aktif melalui program dewan. Namun tentunya tidak semua bisa terpenuhi karena program dewan juga terbatas, maka saya berusaha untuk membantu masyarakat juga berkala,” terangnya.
Sembari merubah posisi duduk, Ririk seperti mengingatkan sesuatu, lantas kembali ia bercerita, salah satu contoh bahwa di Sungai Ulin ada 33 RT.
Namun dirinya harus bisa menjaga bagaimana dari semua RT itu aspirasinya bisa terserap dan bisa diaplikasikan dalam bentuk kegiatan.
“Kalau harus dibantu aspirasinya dalam satu tahun tentu tidak selesai, nah sebagai jembatan saya selalu koordinasi dengan SKPD menyampaikan keluhan masyarakat. Sebab pasti ada keluhan yang di SKPD tersebut ada programnya, intinya adalah bagaimana bisa membuat masyarakat percaya dan terayomi,” lugasnya lagi.
Lebih jauh Ririk juga membeberkan manakala dirinya ada waktu kosong dan senggang dirinya selalu menyempatkan datang ke majelis-majelis.
“Saya biasanya jalan ke majelis-majelis karena karena saya juga ibu-ibu biasanya saya lebih seringnya ke majelis-majelis, Yasinan yang ada di lingkungan sekitar saya,” ucapnya.
Selain ke majelis ternyata Ririk juga sering darang ke Posyandu juga KWT dan kegiatan yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat juga kesehatan.
“Kiat khusus saya tidak ada, tetapi paling penting adalah menaruh kepercayaan kepada masyarakat, perdalam dan perluas silaturahmi. Selalu mendengarkan aspirasi masyarakat, intinya apa yang saya peroleh sampai sejauh ini karena kepercayaan masyarakat,” tuntasnya. (habis)