NEWSWAY.ID, BANJARMASIN — Rangkaian kegiatan peringatan Hari Tari Dunia (HTD) 2024 Kalsel memasuki acara puncak, ratusan penari menampilkan beragam jenis tari yang diselenggarakan di Panggung Bahtiar Sanderta, Taman Budaya Kalsel, Kota Banjarmasin, pada Senin Malam (29/4/2024).


Acara ini diikuti total 500 penari dari tingkat SD hingga Perguruan Tinggi seperti Universitas Lambung Mangkurat (ULM).


Misalnya saja Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan (PSP), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), ULM yang mendapat undangan untuk memeriahkan perayaan HTD 2024 ini.

“Pastinya senang banget karena ini kan pertama kalinya saya partisipasi dalam hari tari dunia, apalagi acaranya wow banget ada teman-teman juga banyak banget dari prodi,” ungkap Lulu mahasiswi PSP FKIP ULM, saat ditemui usai acara.

Lebih lanjut Lulu menjelaskan, tari yang ditampilkan yakni Tari Water Lily yang berarti teratai, gerakan tari tersebut terinspirasi dari bunga teratai yang ada di lingkungan FKIP ULM.
“koreografi kami terinspirasi Karena lihat di depan FKIP itu ada kolam, nah disitu ada bunga teratai, dari situlah asal mula ide tarian ini,” jelas Lulu.
Rekan Lulu, Maulina menambahkan, semua gerakan tari yang ditampilkan mirip seperti bentuk teratai, dan kostum yang dipakai pun merupakan kombinasi dari warna teratai.
“Bunga teratai biasanya tumbuh di sekitar persawahan atau tempat-tempat kotor. Namun, meskipun tumbuh di lingkungan yang kurang bersih, teratai tetap mampu bersinar,” ujar Maulina.
Mahasiswa PSP FKIP ULM Angkatan 2023 ini menyebutkan, Tari Water Lily merupakan tari yang dibuat sendiri dan dibutuhkan sekitar 1 minggu untuk berlatih.
“Proses latihannya kurang lebih satu minggu sampai hari H, untuk kendala ada pada waktu latihan yang terbatas karena padat nya jadwal kuliah, biasanya latihan kami itu sore terus lanjut sampai malam,” pungkas Maulina.
Terakhir, Maulina berharap acara pagelaran tari semacam ini terus berlanjut di tahun-tahun yang akan datang agar anak muda dapat terus melihat dan lebih mengenal apa itu tari.
“Untuk seniman yang lainnya semoga tetap bisa melestarikan tarian ini, mungkin dengan koreografi yang baru lagi,” pungkas Maulina.