Imam Nasrani Ini Termasuk Manusia Pertama Yang Akui Kenabian Muhammad

10 April 2022
Goa Hira menjadi tempat nabi menerima wahyu pertama kali (foto : net)

NEWSWAY.ID – Nuzulul Qur’an adalah peristiwa yang amat penting dalam sejarah peradaban Islam terjadi di bulan suci Ramadan.

~ Advertisements ~

Nuzulul Qur’an adalah peristiwa turunnya Al-qur’an kepada Nabi Muhammad Rasulullah SAW.

Peristiwa, Nuzulul Qur’an erat hubungannya dengan Lailatul Qadar, yaitu malam penuh kemuliaan dan berkah pada bulan Ramadan.  Nuzulul Qur’an adalah peristiwa turunnya Al-Quran sebagai wahyu kepada Nabi Muhammad SAW.

Pertama kali turunnya wahyu Al-Qur’an kepada Rasulullah SAW saat beliau tengah berada di Goa Hira,  Surat Al Alaq (ayat 1-5). Lalu, Allah SWT kembali menurun wahyu tiga tahun setelahnya melalui Surat An Nashr. 

Ada hal penting yang harus diketahui, saat kejadian wahyu pertama kepada Nabi Muhammad, dimana kejadian itu akhirnya menjadikan Waraqah bin Naufal yang saat itu menjadi tokoh nasrani yang disegani di Makkah, sebagai Imam Nestorian, menjadi manusia pertama dizaman tersebut yang mengakui kenabian Muhammad, sebagai Rasululllah.

Ilustrasi Waraqah bin Naufal.(Islamiqat)

Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushay Al-Quraisyi (bahasa Arab: ورقه بن نوفل بن أسد بن عبد العزّى بن قصي القرشي‎) adalah adalah seorang imam Arab dan sepupu tertua dari jalur ayah Khadijah, istri Nabi Muhammad ﷺ. Waraqah diperkirakan meninggal pada tahun 610 M, tidak lama setelah Nabi Muhammad menerima wahyu pertamanya.

Waraqah adalah seorang yang beragama Nasrani yang tinggal di Mekkah. Waraqah adalah seorang imam Nestorian dan dihormati dalam tradisi Islam untuk menjadi salah satu hanif pertama yang percaya kenabian Muhammad.

Dia mengetahui tentang kenabian Muhammad dari Injil. Ketika dia dibacakan tentang Surah Al-‘Alaq, ia mengetahui bahwa Muhammad telah diangkat menjadi seorang nabi.

Waraqah mempelajari Injil kepada orang-orang Yahudi dan Kristen dan membaca terjemahan bahasa Arab dari Perjanjian Baru.

Ia juga “menulis Perjanjian Baru dalam bahasa Arab,” tetapi tidak jelas apakah ini berarti bahwa ia menerjemahkannya dari bahasa Yunani atau hanya menulis terjemahan orang lain sehingga ia akan memiliki salinan sendiri.

Sebuah hadits dari ‘Aisyah menceritakan kejadian ini: Khadijah kemudian menemaninya kepada sepupunya Waraqah bin Naufal bin Asad bin ‘Abdul’ Uzza, yang selama Periode Pra-Islam menjadi Kristen dan dibutuhkan untuk menulis tulisan dengan huruf Ibrani. Dia akan menulis dari Injil dalam bahasa Ibrani sebanyak Tuhan menghendaki dia untuk menulis. Dia adalah seorang pria tua dan telah kehilangan penglihatannya.

Khadijah berkata kepada Waraqah, “Wahai sepupuku, dengarkanlah kisah keponakan Anda!” Waraqah bertanya, “Wahai keponakan saya! Apa yang telah Anda lihat?” Rasulullah ﷺ menggambarkan apa yang telah dilihatnya.

Waraqah mengatakan, “Ini adalah orang yang sama yang membawa wahyu yang telah dikirim Allah kepada Musa (malaikat Jibril). Saya berharap saya masih muda dan bisa hidup sampai waktu ketika kaum Anda akan mengusir Anda keluar.” Rasulullah ﷺ bertanya, “Apakah mereka akan mengusir saya keluar?” Waraqah mengiyakan dan berkata, “Siapa saja (pria) yang datang dengan sesuatu yang mirip dengan apa yang telah Anda bawa akan dimusuhi, dan jika saya masih hidup sampai hari ketika Anda akan diusir maka saya akan sekuat tenaga mendukung Anda”. Tetapi, beberapa hari setelah itu Waraqah meninggal.

Nabi Muhammad kemudian dikatakan telah mengatakan tentang Waraqah, “Janganlah mencela Waraqah bin Naufal, karena aku telah melihat bahwa dia akan memiliki satu atau dua kebun di surga”

Dalam sebuah hadits Khadijah mengatakan kepada Muhammad bahwa “Waraqah beriman pada Anda, tapi ia meninggal sebelum perjuangan Anda.” Nabi Muhammad menambahkan: “.. Aku melihat dia dalam mimpi, dan dia mengenakan pakaian putih. Jika dia berada di antara penghuni neraka maka ia akan mengenakan selain itu.”

sumber : wikipedia

Tinggalkan Balasan

Latest from Blog