Kisah Inspiratif, Ahmad Ulya Anak Seorang Imam Masjid Duduki Jabatan Tinggi di Freeport

11 Mei 2024
kawasan Tembagapura, dataran tinggi Mimika, Papua Tengah (foto.temy/newsway.id)

Adalah Ahmad Ulya Hidayat seorang perantau dari kampung kecil di Banjarmasin, alamat tepatnya Jalan Keramat Raya, Sungai Bilu Banjarmasin Timur yang merupakan anak dari seorang imam mesjid Misbahul Mu’minin, Almarhum bapak Saleh Yusran.

~ Advertisements ~

Usai lulus dari prodi teknik mesin Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Ulya pun melamar ke Freeport Indonesia di Papua hingga sekarang sudah lebih dari 27 tahun lalu memantapkan hatinya untuk tetap bertahan di tanah yang katanya secara keamanan cukup membahayakan itu.

~ Advertisements ~
~ Advertisements ~

Bukan perjuangan yang mudah, keputusan untuk bergabung dengan PT Freeport Indonesia dan meninggalkan tanah kelahiran adalah pilihan yang berat, namun untuk memberikan motivasi kepada para generasi Banua, Ulya tetap memutuskan untuk sukses di tanah perantauan.

~ Advertisements ~

Berkat perjuangan yang ulet, anak kelahiran Kota Seribu Sungai itu kini menduduki jabatan prestisius sebagai Vice President Central Service di PT Freeport Indonesia (PTFI) dan memimpin 1700 karyawan di bagian Central Service.

~ Advertisements ~
Temy bersama Ahmad Ulya Hidayat Vice President Central Service di PT Freeport Indonesia (foto.temy/newsway.id)

“Tembagapura, di Papua Tengah, menjadi medan pertempuran bagi para pekerja tambang, dan di tengah kehidupan yang keras itulah aku menemukan panggilan hati dan menemukan jalan suksesku,” ucapnya kepada kontributor newsway.id Papua.

Bagi Ulya, tantangan bukanlah halangan, meskipun banyak yang mengasumsikan bahwa Papua adalah tempat yang berbahaya, ia meyakinkan bahwa Tembagapura sebenarnya aman.

“Saya bekerja sesuai dengan posisi,” jelasnya.

Sebagai jebolan S2 Institut Teknologi Bandung (ITB) Operation Management, Ulya mengaku hampir tiap hari harus masuk terowongan tambang milik Freeport yang panjangnya hampir setara jarak Jakarta-Surabaya, 600 kilometer.

“Tiap hari harus masuk terowongan tambang dan berkeliling. Karena itu tugas sehari-hari, jadi santuy aja,” ucap Ulya.

Dengan tekad yang kuat, kita dapat mencapai apa pun yang kita inginkan, Ulya telah memperlihatkan bahwa jalan menuju sukses mungkin sulit, tetapi hasilnya sangatlah berharga.

Tidak mudah, katanya untuk mengatur ribuan karyawan, namun dirinya mengaku terus berjuang keras di tengah medan yang luas, membawa semangat dan kepercayaan kepada staffnya.

Bahkan ia mengaku dengan sedikit berbangga, dirinya tidak hanya dikenal sebagai pemimpin yang tangguh di industri tambang, ternyata lelaki batang banyu ini juga memiliki kepedulian yang besar terhadap pendidikan.

“Memotivasi warga Banjar dan orang-orang di sekitarnya untuk mengejar mimpi mereka melalui pendidikan itu bagi saya adalah tantangan, tetapi itu penting dilakukan untuk masa depan,” ungkapnya lagi.

Ulya meyakini sendiri dan telah membuktikan bahwa dengan tekad serta kerja keras, segalanya pasti tercapai dan kesuksesannya yang membawa Ulya ke puncak hierarki perusahaan, ia tidak pernah lupa dari mana asal-usulnya.

“Setiap ada kesempatan berusaha pulang ke Banjar untuk menikmati momen berkumpul dengan keluarga. Ayo orang Banjar, jangan pernah menyerah pada mimpi-mimpi kita, apapun dan dari manapun asal-usul kita,” ucapnya dengan semangat.

‘Dikutip dari jejakrekam.com ditulis ulang oleh Temy Amrullah Divisi Central Service’

Tinggalkan Balasan

Latest from Blog