NEWSWAY.CO.ID, YOGYAKARTA – Di sebuah rumah produksi sederhana wilayah Pengasih, Kulon Progo, DIY, aktivitas para pekerja nyaris tak pernah sepi. Mereka mengupas dan memotong pisang, menggoreng dan membalur dengan cokelat, lalu mengemas ke dalam wadah plastik berbagai ukuran. Dari tempat inilah lahir keripik pisang lumer berlabel Lumerin.co, usaha yang digagas Fahrizal Ali Imran (25).


Fahrizal merupakan pemuda Kulon Progo lulusan Teknik Kimia UPN Veteran Yogyakarta. Ia memulai usaha tanpa modal besar. Tiga tahun berjalan, camilan yang diproduksinya sudah dipasarkan ke berbagai kota se-Indonesia. Menakjubkan, omzet yang dikantongi Fahrizal kini mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah setiap bulan.
“Dari awal memang ingin dipasarkan online, bukan offline,” kata Fahrizal saat ditemui, Jumat (22/8/2025).


Namun, tekad Fahrizal dalam berwirausaha sempat menemui kendala. Sebelum memproduksi keripik pisang lumer, ia pernah mencoba berjualan mi lidi aneka rasa.
“Tapi tidak laku,” ujarnya tertawa.


Tak lantas putus asa, Fahrizal mencoba mengolah pisang. Buah yang keberadaannya melimpah ini diolah menjadi keripik renyah. Ia kemudian bereksperimen, menambahkan lapisan cokelat dengan berbagai varian rasa, mulai dari dark chocolate, matcha, stroberi, vanila hingga tiramisu. Keripik pisang lumer ini dilabeli Lumerin.co.
Tanpa disangka, cita rasa produk hasil inovasi Fahrizal bisa menjawab kebutuhan pasar. Anak-anak muda yang suka jajan begitu doyan bahkan ketagihan. Secara perlahan, permintaan produk Lumerin.co terus meningkat.


“Puncaknya, saat keripik pisang lumer ini direview sejumlah influencer ternama. Wah, setelah itu pesanan langsung meledak,” imbuhnya.
Pesanan keripik pisang lumer terus meningkat hingga Fahrizal harus menambah kapasitas produksi. Dari yang semula hanya bermodalkan satu sisir pisang, kini ia membutuhkan satu ton pisang setiap hari. Bahan baku tersebut didatangkan dari luar daerah dengan pertimbangan kebutuhan jumlah dan kualitas. Fahrizal juga merekrut 20 karyawan, sebagian besar dari warga sekitar.




“Alhamdulillah sekarang produksi stabil. Dalam sebulan omzet bisa tembus puluhan sampai ratusan juta,” ungkapnya.
Produk Lumerin.co diklaim Fahrizal tahan lama, sehingga bisa dikirim ke berbagai daerah. Beberapa kali, camilan ini juga dijadikan oleh-oleh ke luar negeri. Salah satu pelanggan, Anna (28), menyukai keripik pisang lumer karena rasanya unik dan tetap renyah meski dilapisi cokelat cair.
“Manis dan gurihnya pas di lidah, cocok untuk camilan sehari-hari,” ucapnya.
Keberhasilan Fahrizal dalam berwirausaha mendapat perhatian pemerintah daerah. Melalui kegiatan Presstour Lokal, Diskominfo Kulon Progo memperkenalkan usahanya kepada media. Kepala Diskominfo Kulon Progo, Agung Kurniawan menyebut, Lumerin.co menjadi contoh nyata kreativitas anak muda daerah yang mampu memberi manfaat luas bagi masyarakat.
“Ia bisa mengubah sesuatu yang sederhana menjadi bisnis dengan penghasilan besar. Sangat menginspirasi,” ucapnya.
Dukungan juga datang dari BPD DIY Cabang Wates. Pimpinan BPD DIY, Nur Afan Dwi Saputro menilai, usaha seperti milik Fahrizal tidak hanya memberi keuntungan pribadi, tapi juga membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. (nw)