NEWSWAY.CO.ID, PULANG PISAU – Di tengah marak dan menjanjikannya perkebunan sawit, banyak masyarakat yang mengalih fungsikan lahan pertanian karetnya dan beralih menanam sawit, yang lebih menjanjikan.


Berbeda dengan Sutaji Seorang Petani karet yang masih setia mengelola kebun karet di Desa Mentaren 1 kecamatan Kahayan Hilir Kabupaten Pulang Pisau. Ia masih setia mempertahankan dan mengelola kebun karetnya dengan alasan untuk keasrian alam.



Sutaji menceritakan kebun karet yang dikelolanya sudah ia kelola selama Puluhan tahun sejak dirinya belum memiliki keluarga.

” Sudah 21 satu tahun saya kelola, dan saya masih mempertahankannya meski harganya tidak stabil ” Kata Sutaji, Jumat ( 16/5/2025)

Dijelaskan Sutaji, Kebun karet dengan luas 1 hektare lebih ini ditanami 700 pohon karet pada tahun 2004 dan tersisa 500 pohon yang masih di toreh.
” Dalam sekali noreh pohon karet biasanya tidak semua pohon karet diambil getahnya, biasanya bergantian paling setengahnya di toreh” Jelas Sutaji.
Sutaji menuturkan dalam 1 bulan menghasilkan kurang lebih 3 kwintal getah karet dengan harga saat ini 10.200.00 rupiah per kilo gram, tapi harga tidak stabil kadang sampai anjlok harganya murah.
” Jika dibandingkan dengan harga buah sawit tentunya hasilnya lebih menjanjikan sawit, tapi karena saya suka dengan alam yang asri saya tetap bertahan mengelola kebun karet ” Ujar Sutaji.
Menurut Sutaji, tidak stabilnya harga getah karet karena akses jalan menuju kebun tidak bagus sehingga harga yang ditawarkan tengkulak tidak bisa bersaing.
” Kalau jalan bagus, tengkulak pasti banyak yang ke kebun langsung untuk membeli getah, sehingga harga akan bersaing, tapi karena akses jalan yang tidak bagus maka hasil getah karet dibawa ke rumah, dan harga tidak bisa bersaing ” Tutur Sutaji.
Kendati demikian, Sutaji menegaskan dirinya akan tetap mempertahankan kebun karetnya tersebut meski harga yang tidak stabil karena berbagai alasan.
” Alasan yang pertama saya suka ke asrian alam, jika semua diganti sawit akan gersang dan kurang asri alamnya, yang kedua kebun karet ini punya sejarah dimana saya punya mimpi sejak dulu ingin punya kebun dan mengelolanya, saya berkebun sejak saya belum berumah tangga, yang ke tiga dikebun karet ini juga saya budidaya kelulut kenapa saya budidaya dikebun karet karen habitat kelulut kan di hutan atau dikebun jadi saya masih pertahankan meski jalan menuju kebun ini sangat tidak bagus dan harga karet yang tidak stabil ” Tegasnya.
Sutaji berharap dukungan dari pemerintah kabupaten Pulang Pisau agar bisa membantu perbaikan jalan menuju kebun agar tengkulak bisa masuk dan harga karet juga bisa bersaing dan petani karet juga bisa sejahtera serta mudah akses jalan menuju kebun.