Ritual Adat Mapas Manyandingen Lewu: Upaya Pulang Pisau untuk Terbebas dari Hal Negatif

Prosesi Potong Pantan dilakukan PJ Bupati Hj Nunu Andriani diritual Adat Mapas Lewu (foto.Winda/newsway.id)

NEWSWAY.ID, PULANG PISAU– Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, menggelar ritual adat Dayak Mapas Manyandingen Lewu pada Sabtu (10/8/2024).

~ Advertisements ~

Ritual ini bertujuan untuk membersihkan dan mendinginkan lingkungan sekitar dari segala hal negatif, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat.

~ Advertisements ~
~ Advertisements ~

Ketua Majelis Daerah Agama Hindu Kaharingan, Berson, menjelaskan bahwa ritual Mapas Manyandingen Lewu ini diadakan dengan harapan agar Pulang Pisau terbebas dari pengaruh buruk, sehingga dapat berkembang dan maju di masa depan.

~ Advertisements ~

“Dalam ritual ini, kami menggunakan berbagai media, termasuk sesajen yang berisi berbagai macam ketupat dengan makna simbolis, lamang, berbagai jenis kue, serta kopi, teh, dan air putih,” ujar Berson.

~ Advertisements ~

Ritual ini juga melibatkan pemotongan hewan seperti ayam, babi, dan jika memungkinkan, kerbau, sesuai dengan kemampuan mereka yang berniat melaksanakan ritual.

Semua bahan tersebut digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan kepada leluhur melalui patung yang disebut Pasal Berisi.

Penjabat Bupati Pulang Pisau, Hj. Nunu Andriani, menegaskan pentingnya melestarikan ritual Mamapas Lewu di Kabupaten Pulang Pisau.

“Ritual Mamapas Lewu perlu dipertahankan dan dijadikan agenda rutin tahunan di Bumi Handep Hapakat,” kata Nunu pada Sabtu.

Nunu menjelaskan beberapa alasan mengapa ritual Mamapas Lewu harus dilestarikan. Pertama, untuk memelihara, menjaga, dan merawat identitas budaya yang kaya dan unik, yang merupakan warisan budaya berharga bagi generasi mendatang.

Kedua, ritual ini berperan penting dalam menjaga keseimbangan alam dan lingkungan, mempertahankan hubungan harmonis dengan alam, serta menjaga ekosistem alami.

Ketiga, ritual ini memperkuat nilai-nilai spiritual dan religius, menciptakan keyakinan spiritual untuk mewujudkan keharmonisan.

Keempat, ritual ini memiliki peran sosial yang signifikan dalam mempererat persatuan dan hubungan sosial antarwarga.

Kelima, ritual ini juga berfungsi sebagai sarana edukasi, mewariskan pengetahuan dan nilai budaya kepada generasi muda agar terus hidup dan berkembang.

Dengan pelaksanaan ritual Mapas Manyandingen Lewu, masyarakat Pulang Pisau berharap dapat mempertahankan keseimbangan dan harmoni di lingkungan mereka, sekaligus melestarikan warisan budaya yang telah ada sejak lama.

Tinggalkan Balasan

Latest from Blog