Di tengah ragam kuliner Banjar, ada satu olahan ikan yang mulai menarik perhatian yaitu samu ikan. Berbahan dasar ikan papuyu atau betok, hidangan tradisional ini kini tampil lebih modern berkat kreativitas UMKM Panila Manis, Desa Karang Intan, Kabupaten Banjar.
Ikan samu adalah makanan tradisional suku Banjar di Kalimantan Selatan berupa ikan air tawar yang di fermentasikan dengan garam dan beras sangrai. Proses fermentasi ini memberikan rasa masam dan gurih yang khas serta membuat ikan menjadi daya simpan yang tahan lama.
Inovasi ini lahir dari kegiatan Sekolah Lapang Pembudidaya Perikanan (SLBP) pada awal September 2025. Dari program tersebut, ibu-ibu pembudidaya mendapat pelatihan mengolah ikan papuyu menjadi sajian siap santap dengan tiga pilihan rasa: original, ketumbar dan pedas. Olahan ini kemudian diberi nama “Samu Modern” sebagai upaya memperkenalkan kuliner Banjar dengan sentuhan baru.
Kepala Bidang Perikanan Budidaya DKPP Banjar Bandi Chairullah menyebut, langkah ini bagian dari program Intan Sikapayu (Inovasi Sinergi Kampung Ikan Papuyu).
“Selama ini ikan papuyu jantan kalau dijual segar nilainya rendah. Dengan diolah menjadi samu, nilainya bisa meningkat dan masyarakat tetap bisa menikmati kuliner khas Banjar,” jelasnya.
Selain papuyu, kelompok ini juga mengembangkan samu nila dengan varian rasa serupa. Harganya terjangkau, sekitar Rp15.000 per porsi dan mulai dipasarkan melalui festival kuliner maupun media sosial.
Meski baru tahap perkenalan, samu modern langsung mendapat sambutan positif. Inovasi ini tidak hanya melestarikan kuliner Banjar, tetapi juga memberi nilai tambah bagi para pembudidaya ikan di Karang Intan.
Samu ikan papuyu kini menjadi bukti bahwa kuliner tradisional bisa terus berkembang, tetap setia pada cita rasa asli, namun hadir dengan wajah baru yang lebih menarik.(nw)