Sejumlah Murid di SDN Labuan Mas Kotabaru Tidak Naik Kelas, Orang Tua Bingung dan Kecewa

16 Juli 2024
Fenomena tidak naik kelas ini menjadi pertanyaan sejumlah orang tua karna terjadi tidak sekali dengan jumlah yang dianggap tidak wajar (foto.ist/newsway.id)

NEWSWAY.ID, KOTABARU–Sebanyak 15 murid di SDN Labuan Mas tidak naik kelas pada tahun ajaran 2023-2024.

~ Advertisements ~

Anak-anak tersebut terdiri dari 8 murid kelas satu, 4 murid kelas dua, 2 murid kelas tiga, dan 1 murid kelas empat.

Fenomena ini bukan yang pertama kali terjadi di SDN Labuan Mas. Selama masa pandemi Covid-19 pada tahun ajaran 2020-2021, beberapa siswa juga mengalami hal serupa.

Kepala Sekolah SDN Labuan Mas, Sapnawati, S.Pd., menyatakan bahwa keputusan ini didasarkan pada aturan sekolah yang telah ditetapkan melalui rapat para guru.

“Ada beberapa kriteria yang tidak terpenuhi sehingga murid dinyatakan tidak naik kelas,” ungkap Sapnawati saat dikonfirmasi via telepon beberapa hari lalu.

Salah satu kriteria utama adalah kemampuan membaca.

“Beberapa murid yang tidak bisa membaca dianggap belum memenuhi syarat untuk naik kelas,” jelas Sapnawati.

Dalam pantauan wartawan di lapangan, seorang siswa bernama Juriah Salsabila yang sudah dua kali tidak naik kelas selama pandemi, kini kembali gagal naik ke kelas tiga.

Juriah mencoba menunjukkan kemampuannya membaca beberapa halaman dari buku pelajaran di hadapan wartawan.

Ironisnya, beberapa murid yang tidak naik kelas mengalami trauma dan kehilangan semangat untuk melanjutkan sekolah. Banyak dari mereka memilih untuk berhenti karena merasa malu.

Beberapa orang tua murid yang kami temui menyayangkan keputusan sekolah ini. Mereka merasa tidak diberitahu sebelumnya dan menilai tindakan ini merugikan masa depan anak-anak mereka.

“Sungguh disayangkan, pihak sekolah melakukan hal ini secara sepihak tanpa pemberitahuan kepada kami sebagai orang tua murid. Haruskah anak-anak yang berhak menuntut ilmu kini menjadi korban karena tidak naik kelas?” ungkap salah satu orang tua murid.

Beberapa anak mereka memilih berhenti sekolah karena malu untuk kembali ke sekolah.

“Sebagian anak kami memilih berhenti sekolah karena malu untuk kembali ke sekolahnya,” tambahnya.

Orang tua berharap ada kebijakan yang lebih bijaksana dari pihak sekolah agar kejadian serupa tidak terulang dan anak-anak tetap semangat untuk menuntut ilmu.

Tinggalkan Balasan