NEWSWAY.CO.ID, BANJARBARU – Kegiatan Aruh Pemuda 2025 Kalimantan Youth Conference yang telah berlangsung selama dua hari di Gedung Pangeran Antasari BPMP Provinsi Kalimantan Selatan tak hanya menghadirkan forum intelektual, tetapi juga meninggalkan kesan mendalam bagi para pesertanya.

Salah satu peserta, Muhammad Rayhan Pratama, pelajar dari SMAN 2 Banjarmasin yang turut aktif mengikuti seluruh rangkaian diskusi.
Menurut Rayhan, acara ini menjadi momentum penting bagi dirinya dan peserta lain untuk belajar berpikir kritis dan menyampaikan pendapat secara terbuka.
“Saya banyak belajar bagaimana menyampaikan pendapat publik, berdiskusi dari berbagai sudut pandang. Di kelompok saya sendiri banyak yang berasal dari latar belakang berbeda seperti dari Diskominfo, guru, mahasiswa bahkan pelajar dari luar kota,” ucapnya saat diwawancara usai acara, Kamis (31/7/2025).
Rayhan mengungkapkan, diskusi lintas perspektif itu menghasilkan pemahaman baru dan memperkaya cara pandang peserta terhadap isu-isu strategis.
“Kita belajar bahwa pemuda punya peran penting dalam menyampaikan aspirasi dan mendorong perubahan sosial yang nyata,” tegasnya.
Ia mengatakan, terkait isu-isu yang dipilih dalam Aruh Pemuda 2025, dirinya menilai bahwa topik seperti Kesehatan Mental dan Partisipasi serta Kepemimpinan sangat relevan dan penting untuk diangkat.
Rayhan menyoroti tingginya angka kasus bullying dan bunuh diri di kalangan pelajar sebagai bentuk krisis kesehatan mental yang tidak boleh diabaikan.
“Kesehatan mental bukan isu biasa, ini berpengaruh besar terhadap lingkungan sekitar. Jika kita mampu menurunkan kasus bullying dan menciptakan sekolah yang nyaman, itu bisa menyelamatkan banyak masa depan generasi muda,” jelas Rayhan.
Rayhan menyambut baik rencana pembentukan Youth Council atau Dewan Pemuda Kalimantan sebagai wadah berorganisasi dan menyuarakan aspirasi. Forum ini bukan sekadar ruang bicara, melainkan tempat di mana pemuda bisa menyampaikan ide, menyusun prioritas isu, dan ikut merancang solusi.
“Dengan forum ini, pemuda merasa didengar. Kami bukan hanya pelengkap tapi bagian dari proses pembangunan. Kami bisa menyampaikan pendapat secara terstruktur, bersama dengan orang-orang dari berbagai latar belakang. Ini akan membantu mempercepat kerja pemerintah juga karena solusi yang kami hasilkan sudah berdasarkan kolaborasi dan efisiensi,” tuturnya
Ia menekankan, pentingnya ruang seperti Aruh Pemuda untuk terus diadakan secara berkelanjutan.
“Sekarang bukan zamannya pemuda disuruh diam. Pemuda harus didengar karena suara kami juga bisa menjadi arah dan pijakan dalam kebijakan publik,” tutup Rayhan.