Teka-Teki Kematian Juwita, Pers Mahasiswa Angkat Bicara

26 Maret 2025
Dewan Pengawas LPM Lentera UNISKA MAB, Zulvan Rahmatan. (Foto: Istimewa/newsway.co.id)

NEWSWAY.CO.ID, BANJARMASIN – Kasus kematian salah satu Jurnalis newsway.co.id, Juwita masih menimbulkan pertanyaan bagi banyak pihak lantaran belum ada titik terang terkait penyebab sesungguhnya.

~ Advertisements ~

Lantas, sejumlah Pers Mahasiswa (Persma) yang terhimpun dari Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) di wilayah Kalimantan Selatan turut memberikan komentar mengenai hal ini.

~ Advertisements ~
~ Advertisements ~

Pandangan pertama datang dari Pemimpin Umum (PU) LPM Warta JITU FKIP ULM, Mikhael Kristian Warsito atau akrab disapa Mike.

Saat pertama mendengar beritanya, dirinya mengaku kaget dengan berbagai kejanggalan yang menyelimuti kematian wartawati itu.

“Saya terkejut bahwa ada disampaikan kejanggalan-kejanggalan dari luka seperti di dagu, di punggung, dan leher. Membuat sejumlah orang (dalam lingkup wartawan) merasa janggal,” ungkapnya, Rabu (26/3/2025).

Kemudian eks Koordinator Divisi Berita dan Tulisan LPM Warta JITU itu menambahkan, hilangnya sejumlah barang korban patut dipertanyakan jika peristiwa ini dianggap kecelakaan tunggal.

“Jika kecelakaan tunggal seharusnya barang tersebut rusak atau masih ada di tempat bersama korban,” jelas Mike.

Oleh sebab itu, menurutnya banyak hal yang tidak bisa disimpulkan dengan cepat oleh kepolisian yang menganggap ini kecelakaan tunggal.

Dengan demikian, Ia berharap, penyidik dari pihak kepolisian dapat memberikan jawaban transparan supaya tidak memperburuk situasi khususnya di masyarakat.

“Takutnya banyak menimbulkan spekulasi, belakangan ini keadaan negara juga tidak baik-baik saja. Banyak hal yang bisa mengubah pandangan orang-orang meski yang disampaikan atau ditunjukkan adalah hal yang baik,” terang Mike.

Pemimpin Umum LPM Warta JITU FKIP ULM, Mikhael Kristian Warsito. (Foto: Istimewa/newsway.co.id)

Sebagai anggota Persma, Mike menyebut Jurnalis punya hak untuk bekerja tanpa takut kehilangan nyawa dan mereka hanya menyampaikan keresahan yang terjadi.

“Saya mewakili LPM Warta JITU mengungkapkan turut berduka cita atas kepergian Jurnalis Juwita. Semoga dedikasinya dalam menyampaikan berita terus dikenang,” pungkasnya.

Sama halnya dengan salah satu Dewan Pengawas LPM Lentera UNISKA MAB, Zulvan Rahmatan juga mengemukakan pendapatnya terkait kasus ini.

Pertama-tama, Ia menyatakan duka cita mendalam atas meninggalnya Juwita yang merupakan rekan sejawatnya di kampus.

“Terlebih Juwita ini meninggalnya bukan karena sakit tetapi meninggal dalam keadaan menyisakan misteri yang mengindikasikan adanya unsur kesengajaan,” kata Zulvan.

Kondisi ini secara otomatis membuat dirinya beserta teman-teman lain di kampus sebagai orang terdekat almarhumah wajib mengawal dan mengusut kasusnya sampai selesai.

“Artinya, kami harus menunggu kepastian sebenarnya dari apa penyebab meninggalnya Juwita,” terang Zulvan.

Lalu menurut perspektifnya sebagai Persma, kematian Juwita menyisakan misteri sebab Ia tidak sedang meliput berita yang tergolong berbahaya.

“Saya menilai Juwita tidak sedang dalam pekerjaan berat seperti investigasi besar jadi penyebabnya tidak berkaitan dengan profesinya sebagai wartawan,” tambah Zulvan.

Di samping itu, Eks Pemimpin Redaksi LPM Lentera itu menyatakan, Juwita akhir-akhir ini juga disibukkan dengan penyusunan tugas akhir yang membuatnya kurang aktif menulis berita.

Kendati demikian, Zulvan mensyukuri bahwa kasus ini telah menjadi atensi khusus Kapolda Kalimantan Selatan dan terus dikawal oleh rekan-rekan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) baik Kota Banjarmasin maupun Pusat.

“Ini menjadi tugas kita semua untuk memastikan benar-benar kesimpulan dari penyebab sebenarnya apa walaupun sekecil apapun potensi kematiannya yang berkaitan dengan profesinya,” tuturnya.

Zulvan menambahkan, alasan kenapa kasus ini harus segera diselesaikan ialah mengurangi spekulasi liar yang saat ini berkembang di masyarakat.

“Banyak spekulasi pemicunya seperti dibegal lah, dianiaya, bahkan berita pertamanya kan laka tunggal jadi kami gak nyangka kalau ada dugaan penganiayaan,” sambungnya.

Terakhir, dirinya tentu berharap apapun nanti hasilnya semoga bisa ditindak sesuai aturan yang berlaku sehingga teman dekatnya bisa mendapatkan keadilan.

“Kalaupun indikasinya benar ya kita meminta ditindak sesuai hukum yang berlaku dan berharap ending yang terbaik bagi kawan kita Juwita,” tandas Zulvan.

Tinggalkan Balasan

Latest from Blog