NEWSWAY.CO.ID, TANAH BUMBU – Suasana tenang dan religius di Desa Sungai Cuka, Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, kini terusik oleh maraknya aktivitas Tempat Hiburan Malam (THM) yang beroperasi di tengah kawasan permukiman padat penduduk.


Keberadaan THM tersebut menuai protes keras dari warga yang merasa terganggu, terutama dalam menjalankan ibadah dan aktivitas harian.


Dari pantauan dan keterangan warga yang dihimpun Minggu (25/5/2025), THM itu beroperasi dari malam hingga dini hari dengan musik keras dan aktivitas para tamu yang keluar-masuk tanpa henti.


“Ini kampung, bukan kawasan hiburan. Kami mengaji di langgar, anak-anak tidak bisa tidur, tapi mereka pesta sampai pagi,” keluh seorang warga yang enggan disebut namanya.
THM Tawarkan “Paket Hiburan” Berbayar

Lebih jauh, keresahan warga kian memuncak setelah beredar informasi soal promosi “paket hiburan” yang ditawarkan salah satu THM dengan harga mulai dari Rp700 ribu hingga Rp3 juta.
Paket tersebut mencakup sewa ruangan, minuman beralkohol, camilan, hingga kehadiran “ladies” sebagai pendamping.

Keberadaan paket-paket ini dinilai tidak hanya meresahkan, tapi juga dikhawatirkan mendorong praktik-praktik yang bertentangan dengan nilai-nilai moral masyarakat setempat.
Aparat Dinilai Lamban, Warga Kehilangan Kepercayaan
Meski persoalan ini telah beberapa kali dibahas dalam forum warga, termasuk pertemuan bersama aparat desa, Babinsa, dan Satpol PP, warga menilai belum ada langkah nyata yang diambil.
Kepala Desa Sungai Cuka, H. Bahria atau yang akrab disapa Haji Ibar, disebut belum memberikan sikap tegas terhadap operasional THM tersebut.
“Kalau kepala desa dan aparat diam, lalu kepada siapa lagi kami mengadu?” ujar warga lainnya dengan nada kecewa.
Tuntutan Warga: Evaluasi Izin dan Relokasi THM
Warga kini mendesak Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu agar turun tangan langsung menyikapi keresahan ini.
Mereka meminta dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap izin operasional THM, serta penertiban dan relokasi tempat hiburan tersebut ke lokasi yang tidak berdampingan dengan permukiman dan fasilitas ibadah.
Mereka khawatir, jika dibiarkan berlarut, situasi ini bisa memicu konflik horizontal di tengah masyarakat yang mayoritas menginginkan lingkungan tenang dan agamis.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Pemerintah Desa Sungai Cuka maupun instansi terkait. Warga berharap pemerintah daerah segera merespons secara tegas sebelum ketegangan sosial meluas.