NEWSWAY.ID, ROKAN HILIR – Tragedi melanda Pondok Pesantren Bidayatuh Hidayah di Kepenghuluan Ujung Tanjung, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Provinsi Riau, setelah seorang santri bernama Safitri (16) diduga meninggal dunia akibat keracunan makanan. Kejadian ini memicu respons cepat dari berbagai pihak terkait.

Selamat, S.IP, Kepala UPT PPA Kabupaten Rokan Hilir, segera menanggapi insiden ini dengan melakukan monitoring ke lokasi pondok pesantren.
“Kami langsung melakukan monitoring ke lapangan, melakukan pendampingan serta pembinaan agar masalah seperti ini tidak terulang di masa mendatang,” ujarnya.
Selain itu, tim dari Dinas Sosial, yang dipimpin oleh pekerja sosial Ns. Minzaadiyah, S.Kep, turut turun ke lapangan. Mereka menyerahkan bantuan kepada keluarga korban untuk meringankan beban mereka.
“Selaku pihak Dinsos, kami mencoba membantu sebaik mungkin dan mari bersama-sama kita doakan agar permasalahan ini segera teratasi,” ucapnya.
Pihak Dinsos juga berharap agar kedepannya ada himbauan tegas dari Kementerian Agama agar pihak pesantren menyediakan tim kesehatan di pondok.

Kepala Puskesmas Kecamatan Tanah Putih, Ns. Mingse Ases Putri, S.Kep, menjelaskan berbagai upaya penanganan yang telah dilakukan oleh timnya. Pihak Puskesmas bahkan sempat siaga selama dua hari di Pondok Pesantren Bidayatuh Hidayah untuk memastikan semua santriwati yang menunjukkan gejala keracunan mendapatkan perawatan yang diperlukan.
“Jumlah santriwati yang sempat kami tangani ada sekitar 100 orang. Semoga mereka cepat pulih dan dapat melakukan aktivitas seperti sedia kala,” pungkasnya.
Kejadian ini mengundang perhatian banyak pihak untuk memastikan insiden serupa tidak terulang di masa mendatang.
Monitoring ketat dan langkah-langkah preventif terus diupayakan oleh berbagai instansi terkait guna menjamin keselamatan dan kesehatan para santri di pondok pesantren tersebut.
Para pihak terkait juga terus menggalang kerjasama untuk memastikan kondisi kesehatan para santri dan menjaga agar tidak ada lagi korban yang jatuh akibat keracunan makanan.
Masyarakat pun diimbau untuk lebih waspada dan terus memperhatikan standar kebersihan dalam penyajian makanan, terutama di lingkungan pendidikan dan asrama, guna mencegah terjadinya insiden serupa di kemudian hari.