NEWSWAY.CO.ID, YOGYAKARTA – Sebanyak 26,11 persen pemilih tidak datang ke TPS pada hari H pemungutan suara, Pilkada Kulon Progo 2024. Kuat dugaan, para pemilih enggan menggunakan hak suara karena tidak mengenal paslon peserta Pilkada secara personal.
Anggota KPU Kulon Progo, Aris Zurkhasanah mengatakan, angka partisipasi pemilih dalam Pilkada 2024 sebanyak 73,89 persen. Angka ini terbilang rendah, bahkan lebih rendah dari Pilkada 2017.
“Tingkat partisipasi pemilih di Pilkada 2024 sebanyak 73,89 persen. Ini belum termasuk suara tidak sah atau yang keliru coblos,” kata Aris, Kamis (28/11/2024).
Aris berpendapat, rendahnya partisipasi pemilih disebabkan sejumlah faktor. Salah satunya karena pemilih tidak mengenal peserta Pilkada secara personal. Padahal, sosialisasi sudah dilakukan secara maksimal untuk mengenalkan para paslon ke masyarakat.
“Kami bahkan membentuk Relawan Demokrasi untuk menggencarkan sosialisasi. Mereka bertugas menyampaikan dan mengenalkan paslon beserta visi-misi dan program kerja masing-masing ke masyarakat,” jelasnya.
Partisipasi pemilih dalam Pilkada 2024 disebut Aris mengalami penurunan dari partisipasi pemilih dalam Pemilu Presiden dan Pileg 2024 yang mencapai 88,15 persen. Angka ini juga lebih rendah dari Pilkada 2017 yang partisipasinya mencapai 79,16 persen.
“Namun angka ini belum final. Kami masih tunggu hasil rekapitulasi secara berjenjang,” tegasnya.
Hal senada diungkapkan Anggota Bawaslu Kulon Progo, Djoko Dwiyogo. Dari hasil pemantauan yang dilakukan pihaknya, partisipasi pemilih dalam Pilkada 2024 terbilang rendah.
“Banyak pemilih yang tidak hadir ke TPS untuk mencoblos. Euforia masyarakat di Pilkada 2024 memang tidak sebesar saat Pemilu 2024,” ucapnya.
