Dinas Pendidikan Banjarbaru Gelar Rapat Koordinasi Penanganan Anak Tidak Sekolah, 1500 Data Siap Ditindaklanjuti

9 Desember 2024

NEWSWAY.CO.ID, BANJARBARU – Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan dan Penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS) dan Anak Putus Sekolah (APS) pada Senin (9/12/2024).

~ Advertisements ~

Acara yang berlangsung di Aula Dinas Pendidikan Banjarbaru ini mengundang seluruh stakeholder terkait untuk berkomitmen menangani permasalahan ATS di kota tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru, Dedy Sutoyo, S.STP, MM, menjelaskan bahwa penanganan ATS akan dilakukan melalui dua langkah besar.

“Langkah pertama adalah memverifikasi data, dan ini sudah kami kerjakan. Hari ini, data tersebut akan didistribusikan ke dinas-dinas terkait, dengan target pada Februari 2025 sudah ada Rencana Tindak Lanjut (RTL) dari masing-masing dinas,” ungkapnya.

Menurut Dedy, terdapat 13 macam alasan yang menyebabkan anak-anak tidak melanjutkan pendidikan.

Beberapa di antaranya adalah karena tidak ada biaya, kurangnya minat belajar, hingga alasan merasa cukup dengan pendidikan SMA dan langsung memilih bekerja.

“Ini menjadi temuan yang unik, meski kita sudah berupaya maksimal menyelenggarakan pendidikan di Banjarbaru,” tambahnya.

Untuk mengatasi permasalahan ini, Banjarbaru telah memiliki 7 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di setiap kecamatan serta 1 Sanggar Kegiatan Belajar (SKB).

PKBM diharapkan mampu menyisir anak-anak dari rumah ke rumah untuk menawarkan pendidikan yang lebih fleksibel sesuai kondisi mereka.

Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Kota Banjarbaru, Drs H Abdul Basid, MM, menyebutkan bahwa hasil verifikasi data menunjukkan ada sekitar 1500 anak warga Banjarbaru yang masuk kategori ATS atau APS.

“Rapat ini bertujuan untuk menyusun komitmen bersama seluruh stakeholder di Banjarbaru agar permasalahan ini bisa segera ditangani secara mendetail,” jelasnya.

Ia juga berharap seluruh SKPD, camat, dan lurah mendukung penuh program ini, mengingat data telah tersedia dan langkah selanjutnya tinggal eksekusi penanganan di lapangan.

Dengan sinergi yang kuat antara Dinas Pendidikan, PKBM, dan berbagai pihak terkait, diharapkan jumlah ATS di Kota Banjarbaru dapat berkurang signifikan sehingga seluruh anak memiliki akses pendidikan yang layak.

Tinggalkan Balasan

Latest from Blog