NEWSWAY.CO.ID, TEHERAN – Ketegangan antara Iran dan Israel kembali memuncak. Dalam konflik terbaru yang memanas, Iran meluncurkan rudal balistik jarak menengah Sejjil ke sejumlah wilayah di Israel sebagai respons atas serangan udara Tel Aviv terhadap fasilitas nuklir Iran pada 13 Juni lalu.

Serangan balasan ini dilaporkan terjadi pada Minggu, 16 Juni 2025, menyasar kota-kota besar seperti Tel Aviv, Petah Tikva, dan Haifa.

Meski sebagian rudal berhasil dicegat sistem pertahanan udara Israel, beberapa serpihan menyebabkan kerusakan infrastruktur ringan dan menimbulkan korban jiwa.
Rudal Sejjil menjadi sorotan utama dalam eskalasi ini. Disebut sebagai senjata andalan terbaru Iran, rudal ini mengandalkan bahan bakar padat dan sistem peluncur bergerak (TEL – transport erector launcher), memungkinkan peluncuran cepat dan mobilitas tinggi.
Sejjil juga dinilai sulit dideteksi dan dihancurkan sebelum mengudara, menjadikannya aset strategis dalam perang asimetris modern.
Terobosan Teknologi Rudal Iran
Sejak pertama kali diuji coba pada 2008, rudal Sejjil telah mengalami pengembangan signifikan. Varian terbaru, Sejjil-2, memiliki jangkauan antara 2.000 hingga 2.500 kilometer bahkan dalam kondisi tertentu bisa mencapai hampir 2.900 kilometer.
Dengan kecepatan saat reentry mencapai Mach 12 hingga 13, atau sekitar 15.000 km/jam, rudal ini menjadi momok bagi sistem pertahanan lawan.
Menurut laporan, Iran tengah mengembangkan varian Sejjil-3 dengan potensi jangkauan hingga 4.000 kilometer, yang jika terealisasi dapat mendekati kemampuan rudal balistik antarbenua (ICBM).
Spesifikasi Teknis Rudal Sejjil:
• Panjang: ±18 meter
• Diameter: 1,25 meter
• Bobot saat peluncuran: 23.600 kg
• Muatan hulu ledak: 700–1.000 kg
• Jangkauan: 2.000–2.900 km
• Kecepatan reentry: Mach 12–13
• Akurasi: CEP diklaim 50 meter (estimasi analis 50–250 meter)
Keunggulan Operasional
Sejjil menawarkan keunggulan strategis utama:
- Peluncuran cepat tanpa perlu pengisian bahan bakar sebelum digunakan.
- Mobilitas tinggi sehingga lebih sulit dideteksi radar intelijen musuh.
- Kemampuan manuver terminal, memungkinkan rudal menghindari sebagian sistem pertahanan udara seperti Iron Dome dan Arrow 4.
- Respons langsung, seperti yang terjadi dalam eskalasi terkini terhadap Israel.
Dampak Strategis di Kawasan
Peluncuran Sejjil menegaskan bahwa Iran tetap memiliki daya gempur strategis, meskipun sejumlah fasilitas rudal mereka sempat dihantam Israel dalam beberapa bulan terakhir. Laporan menyebut sekitar 30–40% stok rudal dan 40% peluncur Iran rusak akibat serangan.
Namun demikian, keberhasilan Iran meluncurkan rudal ini menunjukkan bahwa sistem pertahanan mereka belum lumpuh total.
Beberapa analis menyebut rudal Sejjil sebagai simbol kemandirian Iran dalam teknologi bahan bakar padat berbeda dari rudal berbahan cair seperti Shahab-3 yang lebih konvensional.
Sejjil dinilai sebagai senjata deterrent yang memaksa Israel dan sekutunya untuk mempertimbangkan langkah-langkah diplomatik demi mencegah eskalasi lebih luas.
Keterbatasan dan Tantangan
Meskipun berteknologi maju, rudal Sejjil tetap menghadapi kendala:
• Sistem navigasi dan kontrol rudal berbahan padat cenderung lebih kompleks dan kurang fleksibel.
• Jumlah rudal diperkirakan masih terbatas, membuat penggunaannya perlu perhitungan matang.
• Risiko kerusakan peluncur dalam serangan awal bisa menghambat efektivitas peluncuran.
Masa Depan Rudal Sejjil
Dengan potensi pengembangan ke versi tiga tahap dan jangkauan lebih luas, Sejjil diproyeksikan menjadi pion dalam arsenal rudal balistik Iran.
Keberadaannya mempengaruhi kalkulasi militer, ekonomi, hingga politik di Timur Tengah dan sekitarnya.
Meski demikian, dinamika konflik akan sangat bergantung pada perkembangan diplomasi dan kesiapan pertahanan pihak Israel serta sekutunya.
Rudal Sejjil kini menjadi penentu baru dalam peta kekuatan strategis regional mematikan, cepat, dan penuh sinyal politik.